Tantangan Kebijakan Fiskal Ekspansif dan Konsolidasi 2021
Oleh: MH Said Abdullah, Ketua Badan Anggaran DPR

Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk meningkatkan produk domestik bruto dan menurunkan angka pengangguran.
Dari sisi moneter, kebijakan fiskal ekspansif-konsolidatif harus ditopang elastisitas permintaan uang terhadap tingkat bunga kecil, esktrimnya bahkan sampai nol persen.
Hal ini tidak mudah dalam ketersediaan dana murah kita, maka berbagai alternatif pembiayaan perlu di kreasi untuk menopang tujuan ini.
Ketepatan Desain
Untuk memastikan kebijakan fiskal ekspansif-konsolidatif kita berdampak optimal, maka desain RAPBN 2021 harus mampu menjawab berbagai tantangan yang muncul pada tahun 2021, dan berhasilnya capaian target ekonomi pada tahun 2020.
Tantangan yang harus kita identifikasi antara lain;
Pertama, keberhasilan penanganan Pandemi Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dalam tahun 2020, menjadi prasyarat dalam menyusun kebijakan RAPBN Tahun 2021.
Salah satu kunci untuk mencapai keberhasilan adalah efektivitas penggunaan anggaran yang sudah dialokasikan.
Ketua Badan Anggaran DPR RI Said Abdullah mengharapkan kepada pemerintah merencanakan kebijakan fiskal ekspansi-konsolidatif agar memiliki efek nendang dan memberi dampak membangkitkan ekonomi.
- Pimpinan Komisi III Minta Polisi Tindak Perusuh Saat May Day di Semarang
- Minta Kepastian Hukum Bagi Buruh, Sahroni: Upah Dibayarkan, Jangan Ada Ijazah Ditahan
- Kunker ke Kepulauan Riau, BAM DPR Berjanji Serap Aspirasi Warga Rempang
- Ketua Komisi II DPR Sebut Kemandirian Fiskal Banten Tertinggi di Indonesia pada 2024
- Rempang Eco City Tak Masuk Daftar PSN Era Prabowo, Rieke Girang
- Momen KSAL Minta Tunggakan BBM TNI AL Rp 2,25 T ke Pertamina Diputihkan