Tantangan Modifikasi Moge

jpnn.com, SURABAYA - Karya iconic bike berupa modifikasi Harley-Davidson 1947 yang digarap Lufti Ardika dipamerkan di panggung Suryanation Motorland 2018 akhir pekan lalu. Dia berkolaborasi dengan Andhika Pratama dari bengkel modifikasi Krom Works. Mereka mengambil konsep boardtracker. "Engine-nya tetap pakai bawaan motor, karburator juga. Tapi, ada yang diubah sedikit," jelas Lufti dalam acara di Lapangan Kodam itu.

Keduanya mengganti keseluruhan bodi motor dengan stainless steel sebagai bahan dasar. Andhika menjelaskan, itu merupakan tantangan besar baginya. Sebab, dalam dunia modifikasi, bahan tersebut tergolong rumit digunakan. "Beda 180 derajat deh pokoknya, susah menjelaskannya," katanya, lantas tertawa.

Modifikasi juga mereka lakukan di suspensi depan. Andhika dan Lufti ingin mencoba menciptakan variasi baru. Yakni, dengan mengubah suspensi depan bergaya springer. Shock breaker yang seharusnya ditaruh di ujung gagang suspensi justru diletakkan di atas dekat dengan kemudi "Untuk pembuatan dari konsep hingga finishing, ini memakan waktu sekitar 5 bulan lah," tutur Andhika. 

Sepeda motor tersebut dipastikan akan dikirim ke Custombike-Show di Bad Salzuflen, Jerman, yang akan berlangsung pada November mendatang. Yang juga dibawa di ajang bergengsi para penggemar modifikasi motor dunia itu adalah karya lain Andhika dan Lufti yang merupakan iconic bike tahun lalu. 

Kedatangan Suryanation Motorland di Surabaya tersebut adalah rangkaian pemungkas putaran tahun ini. Penyelanggaranya sudah menemukan pemenang Best of the Best dari tujuh kota yang dikunjungi. Antara lain, Palembang, Medan, Tangerang Selatan, Semarang, Denpasar, dan Makassar. Untuk Surabaya, pemenangnya diumumkan tadi malam.

Hasil modifikasi para peraih gelar Best of the Best itu akan dinilai. Kemudian, dipilih satu penerus takhta Lutfi sebagai pemegang gelar The Greatest Bike Suryanation Motorland 2018. Hasil karya pemenang kategori puncak tersebut juga akan dibawa ke Jerman. (bin/c20/ayi)