Tantangan Orangtua Indonesia di Australia Ajarkan Seks

Tantangan Orangtua Indonesia di Australia Ajarkan Seks
Inda menilai, kombinasi pengetahuan agama dan pendidikan di sekolah soal seks bisa menjadi bekal yang cukup bagi anaknya yang beranjak dewasa.

"Ini bukan berarti "merestui" seks bebas ya, tapi artinya pasangan di sini mengharapkan komitmen pasangannya, jadi bukan hubungan serba bebas seperti kadang digambarkan di film, meskipun tentu ada juga yang begitu."

Abraham menambahkan jika orangtua sulit menerima perbedaan budaya di Australia, bukan mustahil akan terjadi benturan keras di dalam rumah.

"Jadi, ketika kita memutuskan pindah ke suatu negara, konsekuensinya juga harus sudah dipikirkan, termasuk cara memandang persoalan harus disesuaikan."

"Misalnya apakah yang penting formalitas pernikahan, atau kualitas hubungan dan komitmen? Begitu kira-kira menurut kami," tutur Abraham yang mengaku memakai pendekatan yang lebih santai dengan "tidak terlalu menekankan 'aturan tradisional' keagamaan bahwa seks hanya setelah menikah."

Namun, Abraham dan istrinya mengaku menekankan tanggung jawab dan komitmen dalam sebuah relasi sebagai wujud apresiasi pada pasangan.

Pendidikan seks di sekolah di Australia masih kurang

Tantangan Orangtua Indonesia di Australia Ajarkan Seks
Timothy (kanan) mengaku mendapatkan informasi yang cukup lengkap tentang persetujuan seksual dari universitas tempatnya belajar.

Koleksi Pribadi: Abraham Budi Wijaya

Di Australia, semua negara bagian dan teritori menempatkan pendidikan seks di bawah mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan dalam kurikulum nasional.

Tetapi sekolah dapat memilih bagaimana menafsirkan kurikulum, topik apa yang akan dibahas dan seberapa detail yang mereka tawarkan.

Bagi orang tua asal Indonesia ada tantangan ekstra yang harus dihadapi saat membicarakan topik seks kepada anak-anaknya

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News