Tarik Kembali TNI Ikut Berpolitik Praktis, Cara ini Dianggap tak Relevan

jpnn.com - NUSA DUA - Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tanjung menilai, upaya menarik kembali TNI ikut berpolitik praktis, sangat tidak tepat. Bahkan Akbar menilai, langkah itu sebagai kemunduran bagi proses reformasi, yang dilaksanakan bangsa ini sejak 1998 lalu.
"Tidak tepat kalau menarik lagi tentara. Apalagi yang masih aktif. Kalau yang sudah menjadi sipil atau pensiun, boleh-boleh saja," ujar Akbar di arena Munaslub Golkar, Nusa Dua, Bali, Sabtu (14/3).
Akbar mengemukakan pendapatnya untuk menyikapi upaya salah seorang kandidat yang mencoba mendekati petinggi TNI di daerah, agar mempengaruhi untuk memilihnya. Dengan imbalan, menawarkan posisi sekretaris jenderal (sekjen) DPP Golkar pada purnawirawan nantinya.
Menurut mantan Ketua DPR ini, keterlibatan purnawirawan dalam struktur Golkar juga harus dibahas lewat Munaslub. Tidak bisa sesuka hati. Harus ada kriteria-kriteria yang pas dan tepat bagi mereka agar bisa menduduki jabatan tertentu.
"Bisa saja janji, tetapi tidak punya nilai organisatoris. Kan belum jadi ketum. Jadi enggak ada nilai konstitusionalnya. Saya menilai upaya menawarkan itu hanya untuk meng-golkan dia. TNI kan pembantu presiden. TNI harus minta petunjuk dan arahan presiden. Jadi tidak relevan itu," kata Akbar.(gir/jpnn)
NUSA DUA - Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tanjung menilai, upaya menarik kembali TNI ikut berpolitik praktis, sangat tidak tepat. Bahkan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Masukan Buat Prabowo dari Innovation Summit Southeast Asia 2025
- B2W Capai 80 Persen Target Kuartal I 2025, Siapkan Revitalisasi 15 Korwil se-Indonesia
- Hasan Nasbi Mengaku Hubungannya dengan Presiden Prabowo, Mensesneg, dan Teddy Sangat Baik
- Usulan Kubu Tom Lembong, Hadirkan Moeldoko dan Eks Mendag di Persidangan!
- HNW Dukung Rencana Prabowo Ingin Biaya Haji Indonesia Lebih Murah Dari Malaysia
- KSST Klaim KPK Naikkan Status Hukum Dugaan Korupsi Lelang Saham PT GBU