Tawarkan Jasa Akunpuntur, Minta Dibayar Bibit Pohon

Tawarkan Jasa Akunpuntur, Minta Dibayar Bibit Pohon
Tawarkan Jasa Akunpuntur, Minta Dibayar Bibit Pohon

Untuk mencapai gubuk panggung yang menjadi posko Laskar Hijau, dari padepokan Mbah Citro, dua orang penunggang motor trail itu harus menaklukkan jalan setapak yang hanya cukup dilalui satu orang. Jalanan lebih menanjak dan licin.

Beberapa puluh meter menjelang gubuk panggung itu, lelaki berpostur tegap dengan rambut sedikit gondrong itu turun dari trail. Kedua kakinya cukup lincah menghindari tanah yang liat. Jalan setapak itu sangat dikenal oleh pria tersebut.

"Dulu, hutan ini rimbun," kata A"ak Abdullah Al Kudus, koordinator Laskar Hijau, sebuah komunitas yang sejak empat tahun terakhir aktif melakukan konservasi lingkungan di kawasan Gunung Lamongan. Saat itu dia temani Eka Surya, rekannya sesama anggota Laskar Hijau.

Lelaki yang lahir dan tumbuh di Klakah ini mengisahkan, sebelum era reformasi pada 1998, Gunung Lamongan adalah mata air kehidupan bagi warga Lumajang yang tinggal di kawasan utara. Karakter Gunung Lamongan cukup unik.

Pria berusia 35 tahun ini sempat dianggap sesat karena menggelar Maulid Nabi yang bernuansa penghijauan. Upayanya menghijaukan 6.000 hektare hutan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News