Teliti Racun Lebah Bikin Hidup Pasien HIV/AIDS Lebih Panjang

Teliti Racun Lebah Bikin Hidup Pasien HIV/AIDS Lebih Panjang
Teliti Racun Lebah Bikin Hidup Pasien HIV/AIDS Lebih Panjang
James yang juga dosen parasitologi FK Universitas Airlangga itu menceritakan, saat datang, kondisi pasien tidak sadarkan diri karena daya tahan tubuhnya sangat lemah. Setelah itu, tim LPT Unair tetap meminta persetujuan keluarga pasien untuk diobati dengan metode yang menurutnya kali pertama dilakukan di Indonesia tersebut.

Setelah keluarga menandatangani surat persetujuan tindakan medis (pertindik), tim LPT Unair kemudian memberikan bee venom. Sebelumnya, propolis lebah memang biasa diberikan kepada pasien HIV/AIDS untuk menambah daya tahan tubuh. Tapi bedanya, tambahan bee venom diberikan dengan cara racun lebah disengatkan ke leher belakang di sisi kanan dan kiri. Masing-masing satu sengatan.

Menurut James, salah satu komponen sel dalam racun lebah yang disebut melitin bisa menembus sel HIV/AIDS. Racun tersebut menimbulkan reaksi autoimun yang mengaktivasi imunitas dalam tubuh pasien HIV/AIDS. ""Jadi, kami pakai dua simultan. Yakni, propolis dan bee venom. Propolis itu sebagai imunomodulator, kan sudah biasa digunakan untuk mempertahankan stamina,"" ujar laki-laki yang juga seorang ahli biologi tersebut.

Hingga saat ini, pasien telah diberi dua kali sengatan lebah. Propolis diberikan tiap hari. Hasilnya, menurut James, setelah tiga minggu mendapatkan perawatan intensif, kondisi pasien berangsur pulih. Pasien bisa membuka mata dan menggerakkan tubuhnya.

SURABAYA - Temuan baru di bidang teknologi kedokteran oleh Lembaga Penyakit Tropis Universitas Airlangga (LPT Unair) bisa jadi angin segar bagi para

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News