Teluk Jakarta

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Teluk Jakarta
Kawasan pesisir Ancol di Jakarta Utara, Selasa (28/9/2021). ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna

Banyak sekali anak yang mengalami autisme dan retardasi otak. Banyak bayi yang lahir dengan cacat fisik.

Para nelayan dan orang-orang dewasa yang tinggal di sepanjang pantai Kenjeran juga mengalami berbagai penyakit yang aneh yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Temuan ini menghebohkan masyarakat Surabaya dan Jawa Timur, tetapi sekarang sudah menghilang dengan sendirinya, padahal dampaknya masih dirasakan dan tetap terjadi di wilayah itu.

Kasus yang kurang lebih sama sekarang terjadi di Jakarta. Konsentrasi parasetamol di Teluk Jakarta tertinggi dibandingkan dengan tingkat lain yang terdeteksi dan dilaporkan dalam literatur ilmiah.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran terjadinya risiko lingkungan yang terkait dengan paparan jangka panjang, terutama dampak pada peternakan kerang di lokasi itu.

Masih perlu penelitian lanjutan untuk mengungkap penyebab pencemaran ini. Namun, kadar kandungan parasetamol yang melebihi ambang batas itu sudah cukup menjadi alarm bagi pemerintah untuk bertindak.

Kasus Pantai Kenjeran bisa menjadi contoh. Wilayah yang menjadi sentra produk makanan laut Surabaya itu menjadi korban buruknya kebijakan lingkungan pemerintah. Berbagai kandungan logam berat ditemukan di perairan Kenjeran.

Kandungan logam berat, seperti kuprum, merkuri, tembaga, timbal, dan cadmium, bertumpuk-tumpuk mengendap serta menggenangi air pantai selama bertahun-tahun.

Penelitian yang dilakukan Balai Teknik Kesejahteraan Lingkungan Jatim menemukan, rata-rata kandungan logam berat pada kerang dan berbagai jenis ikan. Rata-rata kadar merkuri 11,35 ppb, kuprum 1.276,16 ppb, dan timbal 913.369. Angka itu sudah berada pada level merah yang berbahaya.

Jangan sampai nanti terjadi tregedi lagi karena muncul penyakit baru yang bernama Penyakit Teluk Jakarta.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News