Teluk Jakarta

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Teluk Jakarta
Kawasan pesisir Ancol di Jakarta Utara, Selasa (28/9/2021). ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna

Penelitian dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga pada 1996 menunjukkan, darah dari sampel warga Kenjeran mengandung kuprum (Cu) 2511,07 ppb dan merkuri (Hg) 2,48 ppb. Kandungan kuprum di darah warga Kenjeran ini telah melampaui ambang batas yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) serta Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), yaitu 800-1200 ppb.

Pencemaran ini terjadi karena buangan limbah industri di sepanjang sungai Surabaya, yang kemudian bermuara di Kenjeran. Limbah buangan pabrik di sepanjang bantaran Kali Wonokromo, Kali Wonorejo, Kali Dadapan, dan Kali Keputih yang bermuara di Kenjeran, menjadi penyebab utama pencemaran itu.

Pencemaran ini juga mengakibatkan sejumlah biota laut, seperti kerang, kupang beras, dan berbagai jenis ikan tangkapan nelayan, terkontaminasi oleh logam berat yang berbahaya untuk dikonsumsi manusia.

Penelitian lanjutan menunjukkan bahwa pencemaran itu juga menyebabkan sejumlah burung menghilang dari wilayah Kenjeran. Berbagai jenis burung, seperti Threskiornis melanchepolus, Leptoptilus javanicus, dan Mycteria cinerea, enggan datang ke Pantai Kenjeran.

Burung-burung pantai itu memilih beremigrasi mencari pantai yang lebih sehat. Pembabatan hutan mangrove yang merupakan tempat untuk bersarang atau sekadar bertengger burung dan meredam pencemaran laut, membuat krisis lingkungan makin memprihatinkan.

Tragedi lingkungan nasional yang serius pernah terjadi di Teluk Buyat di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Lokasi ini menjadi pembuangan limbah tailing (lumpur sisa penghancuran batu tambang) milik PT. Newmont Minahasa Raya (NMR).

Sejak 1996, perusahaan trans-nasional asal Denver, AS, tersebut membuang sebanyak 2.000 ton limbah tailing ke dasar perairan Teluk Buyat setiap harinya. Sebuah penelitian menemukan bahwa pada ikan-ikan di perairan Buyat ditemukan benjolan semacam tumor yang mengandung cairan kental berwarna hitam dan lendir berwarna kuning keemasan.

Fenomena serupa ditemukan pula pada sejumlah penduduk Buyat. Sejumlah penelitian yang dilakukan dalam kurun 1999 hingga 2004 menemukan banyak orang dewasa maupun anak-anak yang menderita benjol-benjol di leher, payudara, betis, pergelangan, pantat dan kepala.

Jangan sampai nanti terjadi tregedi lagi karena muncul penyakit baru yang bernama Penyakit Teluk Jakarta.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News