Teluk Jakarta

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Teluk Jakarta
Kawasan pesisir Ancol di Jakarta Utara, Selasa (28/9/2021). ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna

Penelitian-penelitian ini dilakukan sebagai respons atas pengaduan masyarakat nelayan setempat yang menyaksikan sejumlah ikan mati mendadak, menghilangnya nener dan beberapa jenis ikan, serta keluhan kesehatan pada masyarakat.

Penelitian itu menemukan kesamaan pola penyebaran logam-logam berat, seperti Arsen (As), Antimon (Sb), dan Merkuri (Hg) dan Mangan (Mn), yang banyak ditemukan di sekitar lokasi pembuangan tailing Newmont. Hal ini mengindikasikan bahwa pembuangan tailing Newmont di Teluk Buyat merupakan sumber pencemaran logam berbahaya itu.

Laporan ini mendapatkan ekspos media yang luas. Namun, para menteri yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan kesehatan saat itu membantahnya. Tidak ada pencemaran lingkungan di Teluk Buyat. Begitu pernyataan tegas menteri lingkungan hidup.

Menteri kesehatan dengan tegas pula mengatakan tidak ada penyakit aneh di Teluk Buyat. Penyakit yang diderita oleh masyarakat Teluk Buyat adalah penyakit kulit dan akibat kekurangan gizi. Tidak ada tindakan lanjutan terhadap Newmont, tidak gugatan ganti rugi maupun pidana terhadap Newmont.

Penelitian yang dilakukan oleh Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) menegaskan yang terjadi di Teluk Buyat adalah kontaminasi sejumlah logam berat: arsen, merkuri, antimon, mangan, dan senyawa sianida. Walhi mendesak pemerintah untuk melakukan verifikasi terhadap keluhan dan penyakit yang diderita masyarakat dan hubungannya dengan pencemaran yang dilakukan Newmont.

Kasus Teluk Buyat mirip dengan kasus Teluk Minimata, Jepang, yang akhirnya menjadi tragedi internasional.

Di kawasan Teluk Minamata pada tahun 1906 berdiri pabrik Noguchi Sogi Establishes Co. Minamata pun menjelma menjadi salah satu kawasan industri terkemuka di Jepang.

Tiba-tiba, 50 tahun kemudian, banyak kucing mati dengan cara kejang-kejang. Rumah sakit terkemuka di kawasan Minamata melaporkan sejumlah pasien menderita penyakit dengan gejala serupa dengan kucing kejang.

Jangan sampai nanti terjadi tregedi lagi karena muncul penyakit baru yang bernama Penyakit Teluk Jakarta.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News