Tembak Menembak

Oleh: Dahlan Iskan

Tembak Menembak
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Kini Partai Republik murka atas perlakuan pada Mar-a-Lago dan HP Perry. Amerika, kata para tokoh Republik, sudah seperti negara komunis: kekuasaan dipakai alat untuk memberangus lawan politik.

Trump menyebut Mar-a-Lago telah diserbu dan dikepung. Istilah yang sangat provokatif.

Tokoh Republik yang juga Gubernur Florida mengatakan "Amerika sudah sama dengan Banana Republic". Anggota DPR Republik yang norak, Marjorie Taylor Greene, wanita dari Georgia itu, menilai "kini pemerintah Amerika dikendalikan oleh sekte setan pencabul anak".

Sebagian pendukung fanatik Trump memang benar-benar percaya yang dikatakan Taylor itu. Menurut mereka Biden dan kelompok pimpinan Demokrat harus dihancurkan –bahkan secara fisik. Biden dkk itu dianggap musuh agama seperti tertulis dalam injil –versi tafsir mereka.

FBI sampai bergerak karena campur tangan Rusia di Pilpres Amerika dianggap lebih penting dari seorang mantan presiden. Mereka ingin menuntaskan itu. Demikian juga pendudukan Gedung Parlemen, dianggap anti konstitusi.

Dan lagi FBI sudah mendapat izin penggeledahan itu dari pengadilan. Sudah lama Arsip Nasional mengejar hilangnya banyak dokumen penting dari Gedung Putih. Termasuk dokumen yang diklasifikasikan sebagai SAPs (special access programs).

Ada kecurigaan banyak juga dokumen yang berisi surat yang ditandatangani Presiden Trump. Yang sebenarnya ia tidak berhak melakukan itu. Trump memang makin dianggap membahayakan demokrasi Amerika. Padahal demokrasi dijunjung begitu tinggi di sana.

Akan tetapi dua tokoh yang diincar FBI kali ini memang bukan sembarangan. Pengikut mereka fanatik. Perry adalah anggota DPR dua periode. Dari negara bagian sepenting Pennsylvania –Dapil 10.

TEMBAK-menembak ini seru sekali. Selama lima jam. Motifnya jelas: politik. Si Penembak marah karena rumah tokoh politik pujaannya digeledah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News