Tentara Indonesia Ikut Latihan Militer dengan Australia dan Marinir AS Pertama Kalinya di Northern Territory
Namun ini untuk pertama kalinya ketiga negara terlibat latihan militer di Northern Territory, hal yang menurut Komandan Marinir AS di sana merupakan hal yang penting.
"Kami mendapatkan kesempatan bekerja sama dengan mitra dari Indonesia di Camp Pendleton, dan nantinya bila diterjunkan bersama tentara Australia dan Indonesia dalam lingkungan seperti ini merupakan hal yang penting," kata Kolonel Christopher Steele.
Marinir Amerika Serikat sudah ditempatkan di Darwin setiap musim kering sejak tahun 2012, dengan jumlah mereka terus bertambah dari dulu sekitar 200 orang menjadi 2000 orang di tahun 2022.
Tahun ini 250 tentara Angkatan Darat AS juga ditempatkan di Darwin, dengan kehadiran AS di kawasan Indo-Pasifik semakin tinggi.
Latihan Exercise Crocodile Response menguji kemampuan tentara yang terlibat dalam mengecek kerusakan, memperbaiki landasan pacu dan membuat air yang layak diminum yang diproses dari air laut.
Meski ada perbedaan di sana sini soal bahasa dan gaya militer, mereka yang terlibat mengatakan mereka bisa bekerja sama dengan baik.
Tantangan terbesar menurut Sersan Joshua Gordon dari Marinir AS malah datang dari lingkungan yang berbahaya ketika mereka ditugaskan untuk mendapatkan air minum bersih dari laut di kawasan tersebut.
"Kami harus menempatkan marinir untuk bersiaga memantau buaya, memastikan tidak ada buaya, ubur-ubur beracun, dan binatang lain di air," katanya.
Di sebuah pulau tidak bernama yang dilanda badai topan tropis, prajurit TNI AD bergabung dengan tentara Australia dan Amerika Serikat dalam latihan militer bagi misi kemanusiaan
- Di Balik Gagasan Penerbit Indie yang Semakin Berkembang di Indonesia
- Dunia Hari Ini: 26 Tahun Hilang, Pria Aljazair Ini Ditemukan di Ruang Bawah Tanah Tetangga
- Dunia Hari Ini: PM Slovakia Ditembak Sebagai Upaya Pembunuhan Bermuatan Politik
- Ramai-Ramai Tolak RUU Penyiaran: Makin Dilarang, Makin Berkarya
- Dunia Hari Ini: Aktivis Thailand Meninggal Setelah Mogok Makan di Penjara
- Tanggapan Mahasiswa Asing Soal Rencana Australia Membatasi Jumlah Mereka