Tentara Profesional Tidak Berpolitik, Jangan Berbisnis

Tentara Profesional Tidak Berpolitik, Jangan Berbisnis
Sejumlah prjaurit TNI dan kendaraan tempur bersiap mengikuti simulasi tempur laut saat gladi kotor persiapan HUT ke-72 TNI di Pelabuhan Indah Kiat, Merak, Banten, Selasa (03/10). Foto: Dery Ridwansah/ Jawa Pos

Banyak persoalan keamanan yang perlu menjadi concern TNI. Misalnya, perbatasan antarnegara, konflik di kawasan seperti Laut Tiongkok Selatan, hingga pengiriman pasukan perdamaian dan kerja sama dengan militer negara lain.

Misalnya, yang saat ini berlangsung, presiden concern mengurus wilayah maritim. Seharusnya, visi militer juga mengikuti dengan memperkuat keamanan maritim.

’’Dalam konteks ini, yang harus diperkuat adalah TNI-AL dan AU tanpa melupakan Angkatan Darat,’’ tutur pria yang juga direktur Imparsial itu.

TNI-AL dan TNI-AU harus diberi porsi lebih besar untuk mendukung visi maritim presiden.

Dalam konteks negara demokrasi, Al Araf mendorong agar presiden lebih berani memosisikan diri sebagai pemimpin tertinggi militer.

’’Presiden harus berani mengoreksi kalau ada kekeliruan yang dilakukan panglima TNI,’’ tutur Al Araf. (jun/far/lum/tau/byu/c5/ang)

Kekuatan TNI

Personel aktif: 435.750 orang

HUT TNI ke-72 akan diperingati hari ini. Untuk mewujudkan tentara yang profesional, ada empat hal yang wajib dipenuhi negara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News