Tentara Syria Makin Beringas

Tentara Syria Makin Beringas
Tentara Syria Makin Beringas
Beberapa organisasi hak asasi manusia memprediksi lebih dari 400 orang tewas sejak pertengahan Maret saat rezim Assad berupaya menghentikan perlawanan rakyat. Namun alih-alih berhasil mengintimidasi demonstran, langkah tersebut justru memperkuat mereka. Bahkan sejak sikap represif tersebut diambil oleh pemerintah, demonstrasi yang awalnya menuntut reformasi, berkembang menjadi melengserkan Assad dari kekuasaan.

Para pemimpin negara Eropa mengecam tindakan pemerintah Syria tersebut. Presiden Prancis Nicolas Sarkozy menyebut situasi terakhir di Syria sebagai sesuatu yang tidak bisa diterima. Pemerintah Inggris memunculkan wacana penjatuhan sanksi. Bahkan Liga Arab menyatakan, mereka yang menuntut kebebasan dan demokrasi memerlukan dukungan dan bukan ditembaki.

Lima negara anggota Uni Eropa memanggil duta besar Syria untuk meminta keterangan terkait kekerasan terhadap demonstran. Lima negara tersebut adakah Inggris, Jerman, Italia, Spanyol, dan Prancis. Juru Bicara Deplu Prancis Bernard Valero menuturkan, Kepala Staf Menlu Alain Juppe, Herve Ladsous, bertemu dengan Dubes Syria Lamia Shakkur, Selasa (26/4). 

Ladsous, kepada Lamia Shakkur mengulangi sikap Prancis yang mengecam sikap represi militer Syria terhadap aksi demonstrasi di Daraa dengan mengerahkan puluhan tank ke wilayah tersebut. Prancis juga meminta Syria menghargai HAM, termasuk hak untuk melakukan demonstrasi damai dan pembebasan semua tahanan politik.  

SANAA - Kebringasan tentara Syria semakin tak terbendung. Kemarin (27/4), ratusan orang ditangkap dalam sejumlah razia di beberapa pos penjagaan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News