Terapis Hebat Ini Bikin Si Dia Tersenyum

Terapis Hebat Ini Bikin Si Dia Tersenyum
ILUSTRASI. FOTO: Pixabay.com

jpnn.com - MANADO – Mendampingi anak berkebutuhan khusus atau autis bukanlah perkara mudah. Sang guru dituntut harus banyak cara untuk menghadapi mereka.

Sang guru atau tenaga terafis memerlukan kesabaran yang tinggi. Ia bekerja dengan hati. Tidak boleh marah namun bisa tegas menjadi kunci menghadapi anak-anak berkebutuhan khusus. Itulah syarat menjadi pendidik di Autis Center yang terletak di Jalan Rike Manado. 

Autis atau orang berkebutuhan khusus ini memang perlu mendapat perhatian lebih. Autis Center Manado sebagai tempat rehabilitasi orang-orang berkebutuhan khusus menyediakan pelayanan dan fasilitas lengkap untuk membantu mereka.

Gedung bertingkat dua tersebut, hingga kini telah menampung 16 orang kategori dewasa sampai anak-anak untuk diterapi. Sedangkan yang sementara konsultasi ada 36 orang. Tenaga terapis berjumlah tujuh orang. Terdiri dari fisioterapi, terapi wicara, okupasi terapi, terapi perilaku, dokter, dan psikolog.

Penanganan terapi pun tidak sembarangan, harus ada pemeriksaan dokter dan psikologis, baru masuk ke terapi.

“Karena lewat pemeriksaan, anak dapat diterapi sesuai dengan hasil. Contohnya jika anak tersebut hanya mengalami gangguan pada motorik perasa atau tidak mau disentuh, akan diterapi sesuai kebutuhan,” ungkap Novita Bara, salah satu tenaga terapis, seperti dilansir Manado Post (Grup JPNN) kemarin.

Saat melihat-lihat ruangan yang ada, terdapat salah satu anak memasuki tempat Autis Center. Anak berumur empat tahun tersebut terganggu bagian saraf motoriknya, dalam hal sentuhan.

Dia tidak mau disentuh, sehingga ketika dia masuk bersama dengan orang tuanya, tenaga terapis segera memberi salam. Tapi anak ini tidak sepenuhnya merespons dengan baik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News