Terawan Menganggap Cukup, IDI Terus Mempersoalkan

Terawan Menganggap Cukup, IDI Terus Mempersoalkan
Terawan Agus Putranto. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mencoba menerka alasan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memecat secara permanen dr Terawan Agus Putranto dari keanggotaan organisasi profesi itu.

Dalam poin kedua alasan pemecatan yang dibacakan pada Muktamar ke-31 IDI di Banda Aceh pada Jumat (25/3) lalu, disebutkan Dokter Terawan melakukan promosi kepada masyarakat luas tentang Vaksin Nusantara (VakNus) sebelum penelitian soal vaksin itu selesai.

Namun, apakah kegigihan Terawan melahirkan Vaksin Nusantara di awal pandemi dianggap melanggar kode etik IDI?

"Rasanya bukan itu. VakNus itu murni soal izin dari BPOM," ucap Dahlan Iskan dalam tulisannya berjudul Nasib Terawan yang dimuat laman Disway.id, termasuk JPNN.com pada Senin (28/3).

Menurut Dahlan, izin tersebut tidak keluar karena VakNus tidak memenuhi kriteria definisi vaksin.

Dia juga mengatakan pernah menulis, mengapa Terawan ngotot menyebut Vaksin Nusantara itu sebagai vaksin.

Mengapa, misalnya, tidak menyebutnya terapi dendritik. Toh, para dokter yang mempraktikkan stem cell atau PRP atau juga cell cure tidak ada yang dipecat dari IDI.

"Rasanya pemecatan ini masih terkait dengan cuci otak. Yang dikembangkannya jauh sebelum VakNus," tulis Dahlan.

Dahlan Iskan meyakini alasan pemecatan Dokter Terawan oleh IDI bukan karena Vaksin Nusantara alias Vaknus, tetapi ada kaitan dengan praktik cuci otak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News