Terawan Menganggap Cukup, IDI Terus Mempersoalkan

Terawan Menganggap Cukup, IDI Terus Mempersoalkan
Terawan Agus Putranto. Foto: Ricardo/JPNN.com

"Disertasinya soal cuci otak itu. Terawan pernah mengatakan kepada saya: itulah pertanggungjawaban tertinggi secara ilmiah soal cuci otak," ucap

Masih dalam tulisan Nasib Terawan, Dahlan menyebut disertasi itu diterima tim penguji di Unhas. Terawan berhak atas gelar doktor cuci otak.

"Terawan tidak melayani permintaan IDI. Ia abaikan begitu saja. Apakah tanpa menjadi anggota IDI Terawan masih dokter? Anda sudah tahu," ujar Dahlan Iskan.

Pada bagian akhir tulisannya, Dahlan meyakini pelanggaran etika yang dilakukan Terawan tidak ada hubungannya dengan uang atau jabatan atau fasilitas. Namun, itu murni masalah keilmuan.

Maka dari itu, mantan dirut PT PLN Persero itu menyebut Dokter Terawan tidak perlu malu dipecat dari IDI.

"Pun kalau salah –dalam Islam– ia masih harus dapat pahala. "Salah” di situ bisa dibuktikan dengan jatuhnya korban. Saya dua kali menjalani cuci otak: baik-baik saja," tutur Dahlan.

Tidak hanya menjalani terapi cuci otak dengan Dokter Tarawan, Dahlan juga menjadi sukarelawan Vaksin Nusantara yang kontroversial itu.

"Saya dan banyak sukarelawan mendapatkan VakNus, alhamdulillah, Anda sudah tahu, baik semua," ucap tokoh kelahiran 17 Agustus 1951 itu. (fat/jpnn)

Dahlan Iskan meyakini alasan pemecatan Dokter Terawan oleh IDI bukan karena Vaksin Nusantara alias Vaknus, tetapi ada kaitan dengan praktik cuci otak.


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News