Terjebak Pragmatisme, Tri Brata jadi Tri Batok
Sabtu, 04 Agustus 2012 – 19:00 WIB
JAKARTA - Pengamat kepolisian Alfons Leomau mengatakan teramat sulit bagi setiap personal kepolisian saat ini untuk menjalankan tugasnya sesuai dengan asas Tri Brata Polri. Karena sebagian besar anggota kepolisian dari awal sudah akrab dengan fenomena pragmatisme.
"Dalam praktiknya Tri Brata menjadi tri batok. Batok untuk diri sendiri, untuk teman dan terakhir batok untuk komandan," kata Alfons Leomau, saat dihubungi wartawan, Sabtu (4/8).
Goyahnya Tri Brata menjadi tri batok, lanjut purnawirawan Polri itu antara lain tidak sinkronnya antara prinsip-prinsip dasar kepolisian selaku penegak hukum dengan prkatek yang terjadi misalnya dalam rekrutmen anggota.
"Mulai dari mendaftar, seleksi dan masa pendidikan, tidak satu pihak pun dari kepolisian yang berani memberi jaminan bahwa mekanisme yang dipakai sudah bersih dari fenomena pragmatisme yang ditandai dengan transaksi uang," ungkap Alfons.
JAKARTA - Pengamat kepolisian Alfons Leomau mengatakan teramat sulit bagi setiap personal kepolisian saat ini untuk menjalankan tugasnya sesuai dengan
BERITA TERKAIT
- Gelar Evaluasi dan Asistensi, Kementan Siap Kawal Program Wajib Tanam Bawang Putih
- Banjir Disertai Longsor di Luwu Sulsel, 14 Warga Meninggal Dunia
- Soal Upacara HUT ke-79 RI di IKN, RK Bilang Fasilitas Penunjang Sudah Selesai Dibangun
- 14 Warga Meninggal Akibat Banjir dan Longsor di Luwu
- Pendaftaran CPNS 2024 & PPPK: Ternyata Perincian Formasi Belum Beres, Ini Datanya
- 5 Berita Terpopuler: Penting! Info Pendaftaran CPNS 2024 & PPPK, Jadwalnya Juga Sudah Keluar