Terjebak Pragmatisme, Tri Brata jadi Tri Batok
Sabtu, 04 Agustus 2012 – 19:00 WIB
Untuk menutupi praktik pragmatisme tersebut lanjut Alfons Leomau, biasanya pejabat kepolisian mengajukan tantangan berupa ajukan bukti kalau mekanisme yang dipakai rawan diperjual-belikan. "Yang melakukan jual-beli siapa dan yang dimintai bukti siapa? Lucu juga kedengarannya," ungkap Alfons Leomau.
Terakhir dia juga mengkritisi masalah pengangkatan dan penempatan Kapolda, Kapolres hingga Kapolsek yang masih kental dengan sistem setoran. "Itu lahan subur yang diperjual-belikan. Bukan gerimis lagi, tapi setiap pergantian jabatan itu ada yang basah," tegasnya.
Menyikapi skandal korupsi di Korlantas Mabes Polri terhadap pengadaan Simulator SIM, Alfons malah menyarankan agar KPK dan Polri masing-masing bentuk tim Penyidik bekerja secara terpisah dengan alat bukti hukum yang sama. "Dengan begitu, publik nantinya bisa menilai mana yang benar-benar menegakkan hukum dan mana yang masih kasak-kusuk membela koruptor," saran Alfons. (fas/jpnn)
JAKARTA - Pengamat kepolisian Alfons Leomau mengatakan teramat sulit bagi setiap personal kepolisian saat ini untuk menjalankan tugasnya sesuai dengan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Lindungi Keanekaragaman Hayati, SBI Alokasikan Separuh Area Pabrik Cilacap sebagai Hutan Kota
- Pemkot Semarang Kirim Pendamping ke Tanah Suci, Mbak Ita Berpesan Begini
- Diperiksa Ulang Polisi, 7 Terpidana Pembunuhan Vina Cirebon Dipindah ke Bandung
- Ali Ngabalin Bilang Ini Saat Bertemu Ketum PITI Ipong Hembing Putra
- Analis Intelijen Sebut Kesuksesan WWF 2024 Berkat Soliditas TNI Polri
- Di Hadapan Peserta Forum Internasional, Menteri AHY Usul Pembentukan Badan Air Nasional