Terlalu Dominan, Bisa Senasib Sarkozy

Terlalu Dominan, Bisa Senasib Sarkozy
Negara ada di tangan Ibu Negara. Presiden Perancis Nicolas Sarkozy mengakui betapa besar peran istrinya Carla Bruni dalam mengendalikan pemerintahan yang dipimpinnya.
"Mereka menuntut istri para calon pemimpin memiliki sesuatu yang bisa memberikan nilai lebih dalam pemerintahan sang suami," lanjut Belafante dalam artikelnya.

Mungkin itu pula yang bisa menjelaskan mengapa Imelda Marcos bisa tetap populer sampai sekarang. Kendati bergelimang tudingan korupsi, janda mendiang diktator Filipina Ferdinand Marcos yang kini maju dalam pemilihan anggota kongres itu tetap populer di mata sebagian warga karena dianggap telah turut memberi "warna" dan "arahan" kepada sang suami. Apalagi, dia dikenal royal, meski duit yang dia bagi sebagian besar adalah hasil korupsi.

Tapi, nilai lebih pada ibu negara yang dimaksud Belafante juga bisa benar-benar mengandung makna riil, tak artifisial seperti Imelda. Contohnya ada di Afrika. Pada 1997 di Nigeria, para first lady di kawasan itu membentuk forum ibu negara"yang anggotanya saat ini termasuk first man Liberia James Sirleaf"untuk mengoreksi kepemimpinan para suami/istri mereka. Semacam sparring partner, dengan tujuan akhir mengembalikan pemerintahan ke jalur yang benar. Yakni, jalur damai yang bebas dari korupsi.

Secara rutin, tiap tahun, forum ibu-ibu negara dan bapak negara yang dikenal sebagai African First Ladies Peace Mission (MIPREDA) yang itu menggelar konferensi. "Kami mengecam segala macam konflik dan menuntut kaum pria bertanggung jawab atas perang dan penderitaan perempuan serta anak-anak," terang MIPREDA dalam pernyataan tertulis seperti dilansir AfricanPress seusai konferensi pada Februari 2008. (hep/ttg)

PENGAKUAN jujur dilontarkan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy saat memperingati ulang tahun pertama pernikahannya dengan Carla Bruni pada 2 Februari


Redaktur & Reporter : Auri Jaya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News