Ternyata, Wanita Pertama Mogok Makan di Dunia Itu dari Indonesia

Ternyata, Wanita Pertama Mogok Makan di Dunia Itu dari Indonesia
Monumen Martha Christina Tiahahu tampak dari belakang dengan latar Kota Ambon. Foto: indonesiaexpat.biz

Dia jelaskan, keterlibatan Martha dalam perang fisik itu terjadi justru ketika kaum perempuan masih tersisihkan akibat begitu kentalnya sistem patrilineal. Tetapi, Martha telah tampil untuk setara dengan kaum pria dalam melakukan perlawanan.

Dari sedikit rekaman kisah Martha Christina, ada banyak keteladanan, nilai dan inspirasi yang tetap diperlukan dewasa ini. "Menurut saya, apa yang diperjuangkan Martha pada masa lalu masih tetap ada sampai saat ini, tetapi muncul dengan wajah dan penampilan yang baru. Tetapi, semua itu tetap melawan ketidakadilan," tegasnya.

Martha Christina dan para generasi terdahulu telah bertindak sesuai masanya atau bahkan melampaui zamannya. Kini, ada tantangan tersendiri bagi semua pihak untuk mengisi dan meneruskan perjuangan para pendahulu. 

"Di depan kita masing-masing, ada kemiskinan, ketertinggalan, kebodohan dan kesejahteraan yang harus dijawab untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik," katanya.

Untuk itu, pihaknya berharap, agar lembaga internasional dan nasional lebih peduli terhadap tempat kelahiran Martha Christina Tiahahu. 
"Kami mengusulkan, agar Nusalaut dan sekitarnya menjadi world heritage (warisan dunia). Begitu juga dengan pulau lain yang sangat indah, seperti Manusela, Seram dan kepulauan di wilayah Tenggara. Misalnya, Pulau Larat. Kalau ini dapat direalisasikan sebagai warisan dunia, itu akan sangat bagus bagi seluruh Maluku," pintanya. (fas/jpnn)


JAKARTA - Direktur Archipelago Solidarity Foundation, Dipl. Oek Engelina Pattiasina prihatin karena bangsa ini nyaris tidak lagi tahu siapa sesungguhnya


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News