Catatan Pedih Ketua DPR dari Surabaya:

Teroris Melibatkan Anak-anak Tak Berdosa

Teroris Melibatkan Anak-anak Tak Berdosa
Ketua DPR Bambang Soesatyo (dua kanan) membesuk korban teror. Foto: Humas DPR

Kami meminta aparat kepolisian dan aparat penegak hukum lainnya harus mampu bertindak tegas tanpa takut melanggar hak asasi manusia (HAM). Aparat kepolisian harus menyusup masuk ke dalam sel-sel kelompok teroris. Tanpa menunggu teroris melancarkan aksi teror, aparat kepolisian bisa langsung menangkap dan memeriksa jika dirasa ada dugaan kuat dan bukti yang cukup.

Saya mengatakan kepada Kapolri dan jajaran kepolisian Jawa Timur, Kepentingan bangsa dan negara harus didahulukan. Kalau ada pilihan antara HAM atau menyelamatkan masyarakat, bangsa dan negara, Polri harus memilih menyelamatan masyarakat, bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia. Soal HAM, kita bahas kemudian. Jika Terbukti kita proses hukum, tidak terbukti kita dilepaskan. Saya menegaskan Jangan kasih ruang bagi teroris untuk berlindung dibalik nama HAM.

Di hadapan para wartawan, pimpinan dan anggota Komisi III dan pimpinan Komisi I DPR RI yang ikut dalam rombongan, saya menegaskan, meminta pemerintah tidak ragu menutup situs maupun konten yang bermuatan radikal. Sebab, berdasarkan informasi dari Kapolri, para teroris memanfaatkan media sosial online untuk merakit bom.

Pemerintah jangan takut untuk meminta provider maupun penyedia layanan platform digital menutup situs maupun konten yang bermuatan radikal. Jika provider maupun platform digital lambat menutup, kita bisa paksa. Ini untuk kepentingan bangsa dan negara.

Sebelum meninggalkan Surabaya pada malam harinya, kami berpesan kepada Kapolda Jawa Timur di Markas Polda Jawa Timur untuk mengajak semua pihak meningkatkan kewaspadaan. Jaga diri, keluarga, maupun lingkungan sekitar terhadap ideologi radikal dan ekstrim yang dibawa oleh orang-orang tak bermoral. Para tokoh masyarakat dan pemuka agama juga diharapkan ikut ambil peran dalam menjaga keteduhan di masyarakat.

Sebab, Masyarakat kita sangat heterogen dan kental dengan ketaatan terhadap tokoh maupun pemuka agama. Untuk itu kita harus mengajak mereka untuk menciptakan keteduhan dan keharmonisan. Para tokoh dan pemuka agama harus mencerahkan umatnya agar tak termakan isu yang dapat memecah bangsa maupun mengganggu kedamaian di Indonesia.

Usai dari Mapolrestabes Surabaya, kami dan rombongan melanjutkan perjalanan menjenguk korban di RS Bhayangkara Surabaya sebagaimana saya ceritakan di atas. Terlihat duka mendalam dirasakan oleh Semua anggota rombongan melihat anak pelaku teror yang masih kecil tergeletak tak berdaya di rumah sakit karena dipaksa ikut orang tuanya melakukan tindakan bom bunuh diri.

Di dalam pesawat yang membawa kami kembali ke Jakarta, Kami menundukkan kepala berdoa agar para korban, termasuk kepada empat anak pelaku yang masih anak-anak yang berhasil diselamatan aparat. Kami memohon agar para korban diberikan kekuatan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Mari kita sudahi kebiadaban para teroris sampai disini dan menjadi tugas kita bersama bagaimana kita memberikan pendidikan dan masa depan bagi anak-anak pelaku teroris yang berhasil diselamatkan itu.(***)


Tampak bocah perempuan berusia 8 tahun yang jadi korban bom bunuh diri kedua orang tuanya tergeletak lemah tak berdaya dengan selang impus di tangan kanannya.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News