Terpencil, Menpar Dorong Bengkulu Jadi Destinasi Pariwisata

Terpencil, Menpar Dorong Bengkulu Jadi Destinasi Pariwisata
Menpar Arief Yahya. Foto: pojoksatu

“Ingat, target 2019 adalah 20 juta wisman. Tentu itu bukan angka yang sederhana, harus dikeroyok bersama-sama,” lanjut dia.

Gubernur menjelaskan, selama ini infrastruktur pariwisata di Bengkulu tidak tertangani dengan optimal. “Sumber alam dan mineral di Bengkulu ini cadangannya kecil. Kelapa sawit juga dimiliki orang luar, dampak ekonomisnya sangat tipis. Hanya pariwisata yang membuat kami lebih optimis. Untuk itu kami mohon perhatian pemerintah pusat dan DPR RI, membantu pengembangan pariwisata di Bengkulu,” kata Ridwan Mukti.

Setelah urusan infrastruktur diperbaiki, lanjut Ridwan Mukti, mulai dipikirkan direct flight dari Singapura dan Malaysia. Dari kota-kota lain di tanah air juga harus diperbanyak, sehingga Bengkulu bukan “asing” di negeri sendiri.

Menpar Arief Yahya sangat antusias dengan spirit Gubernur Ridwan Mukti dan Wakil Ketua Komisi X, Sutan Adil Hendra itu. Dia tidak ingin menggurui, karena dua tokoh itu dinilai sangat paham akan dunia pariwisata. Bagaimana melihat pariwisata ke depan, menghidupkan dari sekarang dan mengejar target 20 juta 2019 itu? Dia juga setuju, pariwisata adalah masa depan. 

“Agriculture itu revolusi di Gelombang I, lalu disusul Revolusi Industri atau manufacture di Gelombang II. Dan Teknologi informasi di Gelombang III. Saat ini kita sedang memasuki pintu masuk Gelombang IV, Revolusi Creative Industry, atau Cultural Industry,” jelas Arief Yahya.

Artinya? “Pertanian dan Industri Manufacture itu masa revolusi yang sudah dan sedang lewat. Kita boleh ke sana untuk market domestic, atau kepentingan nasional. Untuk konsumsi sendiri bukan untuk dijual dan dijadikan komoditas untuk mengejar devisa. Soal industri pabrikan, sudahlah kita pasti kalah bersaing dengan China. Laki-laki ciptaan Tuhan, Perempuan juga ciptaan Tuhan! Selebihnya, made in China,” kelakar Menpar.

Karena itu, Menpar Arief Yahya sangat antusias dengan semangat Gubernur Bengkulu itu. Dia juga memastikan untuk mendukung event Festival Tabot dan Festival Bumi Raflessia di Bengkulu 2016. Ke depan, juga akan memberi dukungan yang lebih besar bagi promosi dan festival sebagai kalender event besar sesuai harapan DPR RI dan Gubernur Bengkulu. 

Komisi X DPR RI sempat meninjau obyek wisata andalan Bengkulu, Benteng Marlborough, Rumah Bung Karno, Pantai Panjang yang memiliki pasir putih yang indah dan bersih. (ray/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News