Terpidana Mati Dimakamkan Berdampingan

Terpidana Mati Dimakamkan Berdampingan
Dua liang kubur digali sebelum pemakaman Sumiarsih dan Sugeng. Foto: Bagus/Radar Malang.
Suara azan dan kalimat tahlil berkumandang saat pemakaman Sugeng. Para pelayat yang beragama Islam mengamini doa yang dibacakan Syafik.

Pukul 05.45 giliran peti jenazah Sumiarsih digotong dari ambulans. Sebelum diturunkan ke dalam lubang, peti dibuka dan digelar doa. Doa dipimpin Pdt Gatot dan Pdt Yani Lim (gembala Sumiarsih). Yani Lim adalah pembimbing Sumiarsih sebelumnya yang baru dua hari tiba dari Kanada.

Nenek satu cucu itu mengenakan pakaian putih-putih. Kain transparan menutupi wajahnya yang dirias lengkap dengan lipstik. Selimut putih bergambar salib merah ditutupkan pada perut hingga kaki. Usai doa pertama, peti ditutup.

Sebelum diturunkan ke liang lahat, digelar kebaktian pemakaman yang dipimpin Pdt Yani Lim dan dilanjutkan Pdt Gatot. Kalimat Haleluya dan Puji Tuhan didengungkan para jemaat GBI. Dalam kebaktian itu, Yani juga mengajak jemaat mengumandangkan lagu pujian Allah Kuasa. Pujian itu, kata Yani, adalah kesukaan Sumiarsih.

Yani juga mengutarakan pesan terakhir Sumiarsih kepadanya. ”Hidup ini sementara dan singkat. Setiap kita harus senantiasa siap. Datangnya kematian seperti pencuri yang tidak bisa diduga,” ungkap pendeta perempuan itu menirukan ucapan Sumiarsih.

Sekitar pukul 06.45 peti jenazah Sumiarsih pun dikebumikan. Nisan salib bertulisan ”Sumiarsih” dengan spidol biru tertancap di pusaranya. Begitu pula di atas pusara Sugeng, ditancapkan nisan berbentuk kubah dengan tulisan ”Sugeng”, juga dengan spidol biru. Bunga beraneka warna dan harum ditabur di atas kedua pusara. (yos)

MALANG – Jenazah Sumiarsih dan Sugeng, pelaku pembunuhan keluarga Letkol Mar Purwanto, 13 Agustus 1988, dimakamkan berdampingan di TPU Samaan,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News