Terpilihnya Ferdinand Marcos Jr Menjadi Presiden Menandai Kebangkitan Keluarga Diktator dan Memecah Warga Filipina Australia

Terpilihnya Ferdinand Marcos Jr Menjadi Presiden Menandai Kebangkitan Keluarga Diktator dan Memecah Warga Filipina Australia
Unjuk rasa diadakan di seluruh negeri menjelang pemilihan, dipimpin oleh Liz Quimora di Sydney untuk mendukung Ferdinand Marcos Jr. (Supplied)

Tapi hasil ini tidak mencerminkan hasil keseluruhan penghitungan suara yang masuk.

Meski hasil resmi pemilu diharapkan baru bisa diumumkan sekitar akhir bulan Mei, tetapi karena lebih dari 90 persen suara telah dihitung, dapat terlihat bahwa Marcos, yang mencalonkan diri bersama putri presiden petahana Rodrigo Duterte, akan keluar sebagai pemenang.

Ini adalah kemenangan mayoritas sejak revolusi 1986 yang menggulingkan kediktatoran dua dekade mendiang ayah Bongbong.

"Saya kecewa, marah, dan sedih," kata Vince de Guzman, 20 tahun.

Namun, mahasiswa Sydney telah bersumpah untuk tidak berkecil hati.

"Saat kami, para pemuda, merasa putus asa, saat itulah kami benar-benar kalah. Kami semua tahu bahwa perjuangan untuk Filipina yang lebih baik tidak akan pernah berakhir," katanya kepada ABC.

Beberapa ribu pengunjuk rasa, terutama kaum muda, berunjuk rasa di luar markas komisi pemilihan umum di Manila setelah hasil awal perolehan suara diumumkan.

Pada Rabu (11/05) petang di Federation Square Melbourne, digelar sebuah aksi bertajuk "Tidak untuk Marcos-Duterte 2022" yang mengutuk apa yang disebut penyelenggara aksi sebagai "tandem fasis."

Minggu ini, Filipina memilih putra seorang diktator yang digulingkan sebagai presiden berikutnya daripada seorang pengacara hak asasi manusia

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News