Terus Melawan, Antasari Azhar Luncurkan Buku dari Balik Penjara
Dikawal Tiga Srikandi, Mengaku Dekat Keluarga Cendana
Jumat, 16 September 2011 – 08:08 WIB
"Saya melihat dan yakin apa yang dikatakan dokter tentang sakit permanen. Dokter menyatakan A, Pak Harto menjawab B. Saat itu, rasa keadilan saya tersentuh. Hukum tidak berhenti pada kebenaran, tapi bermuara pada keadilan," tulisnya.
Antasari saat itu memang terlibat dalam pusaran kasus keluarga Cendana. Sebab, pada kurun 2000?2007, dia menjadi kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan. Bahkan, saat hendak memeriksa Soeharto, dia dipaksa Tutut (putri sulung Soeharto) untuk menandatangani surat kesediaan bertanggung jawab jika terjadi apa-apa terhadap Soeharto.
"Di situlah saya melihat dan menyaksikan. Dari rumah di Jalan Cendana, saya didampingi Tutut. Saya jemput Pak Harto, saya ketok kamarnya. Setelah saya lihat kondisi Pak Harto, nurani saya muncul," ungkapnya dalam buku tersebut.
Kedekatan dengan keluarga Cendana hanya sekelumit kisah yang dibeberkan Antasari dalam buku yang dia tulis. Buku setebal 539 halaman itu diluncurkan kemarin di hall Arifin Panigoro di Universitas Al Azhar, Jakarta Selatan. Antasari tidak hadir karena harus dibui di Lapas Kelas I Tangerang. Dia diwakili istrinya, Ida Laksmiwati, serta dua putrinya, Andita Dianoctora Antasariputri dan Ajeng Oktarifka Antasariputri.
Perlawanan mantan Ketua KPK Antasari Azhar belum berakhir. Setelah mengajukan peninjauan kembali (PK), sosok kontroversial itu akan menerbitkan sejumlah
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor