Tetap Bermarathon Mengejar Si Badai Sandy

Tetap Bermarathon Mengejar Si Badai Sandy
Tetap Bermarathon Mengejar Si Badai Sandy

Memang, menyakitkan keputusan itu terjadi pada last minute, ketika semua pelari sudah berada di New York. Juga semua materi promosi sudah siap dluncurkan di ibu kota PBB itu. Tetapi semua mitra kerja NYRR, dari berbagai negara, juga mengalami nasib yang sama. "Nanti tinggal kita meetingkan bentuk kompensasi kreatif yang tetap bisa dipertanggung jawabkan," ungkapnya.

:TERKAIT Secara tidak sengaja, saya juga sempat bertemu Anindya Bakrie, yang di New York Marathon tahun lalu juga ikut berlari. Apa komentarnya? "Ya, kalau dibilang kecewa ya, kecewa. Tapi, kami paham juga, ini kan ada protes dari warga karena habis terkena musibah yang tidak sepele bagi orang Amerika, Badai Sandy. Sementara marathon ini kegiatan yang bersifat fun dan sport. Karena itu, kami juga menerima dengan lapang dada keputusan pembatalan itu," kata bos Viva News Group itu.

Ribuan pelari dari penjuru dunia, Minggu pagi itu betul-betul fun berkeliling Central Park Manhattan. Sebuah taman kota yang luas, yang dirancang oleh Frederick Law Olmsted dan Calvert Vaux. Di taman itu sudah dibangun infrastruktur untuk finish celebration, sudah dibuat tribun tamu kehormatan, dan berbagai ragam penyambutan untuk juara.

Bagi pelari Marathon, cita-citanya tidak harus menjadi juara 1, dan mendapati medali emas. Itu terlalu muluk, karena diantara 50 ribu pelari itu hanya ada satu juaranya. Dan, itupun biasanya sudah dikavling oleh pelari-pelari alam dari Kenya dan beberapa negara Afrika, yang berlari sangat ringan seperti kapuk tertiup badai Sandy saja.

LEBIH dari 10.000 pemaraton dari 130 negara, Minggu pagi 4 November itu tetap berlari, sekalipun hanya berkeliling Central Park, New York. Ibarat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News