Tetap Rukun, 1 Rumah 2 Keyakinan

Tetap Rukun, 1 Rumah 2 Keyakinan
Warga Desa Mbawa Nurdin sedang berpamitan kepada mertuanya Ismail dan Khadijah di Dusun Sungari, Desa Mbawa, Kecamatan Donggo, Bima, NTB, Minggu (20/5). Fatih/Lombok Post/JPNN.com

Islam dan Protestan. Setiap bulan suci Ramadan tiba, Khadijah sudah terbiasa bangun pada pukul tiga pagi.

Pagi itu Lombok Post (Jawa Pos Group) ditemani dua remaja setempat berkunjung ke rumah Khadijah. Kebetulan Khadijah dan suaminya, Ismail, sedang di rumah.

Mereka tengah duduk di beranda rumah panggung itu sembari menahan udara dingin. Kakinya terbungkus kain sampai telapak kaki.

Mereka tidak berpuasa. Walaupun tidak berpuasa, Khadijah mengaku tetap ikut menyiapkan menu sahur terbaik untuk anaknya yang memeluk Islam.

"Saya selalu membangunkan mereka. Puasa kewajiban mereka. Saya merasa harus menjaga mereka untuk melakukan kewajiban ibadahnya,” kata Khadijah seperti dilansir Lombok Post, Senin (21/5).

Soal toleransi, Khadijah tidak mendapatkan ilmu itu dari kemarin sore. Melainkan sudah puluhan tahun. Dari generasi ke generasi.

Di desa itu, dia melihat warga hidup rukun dalam perbedaan agama. Bertahun-tahun dalam perbedaan keyakinan itu pula, dia sudah terbiasa melihat umat Muslim menjalankan ibadah puasa.

Ibadah yang dilakukan sekali dalam setahun pada bulan suci Ramadan. Tahun ini, merupakan Ramadan yang ke-75. Sesuai dengan usianya.

Meski dalam satu rumah ada dua keyakinan, tapi penghuninya tetap hidup rukun, tenteram, dan damai.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News