Teten Masduki Paparkan Program Hadapi Pandemi Covid-19 saat RKTM

Teten Masduki Paparkan Program Hadapi Pandemi Covid-19 saat RKTM
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki. Foto: Humas Kemenkop

jpnn.com, BALI - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendorong sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk melakukan adaptasi dan inovasi produk, menyesuaikan dengan permintaan market baru di saat pandemi Covid-19.

"Permasalahan yang dihadapi adalah terkait pembiayaan. Yang kedua, masalah menurunnya permintaan. UMKM dalam menghadapi pandemi Covid ini harus melakukan adaptasi dan inovasi produk, sesuai dengan permintaan market yang baru," tegas MenKopUKM Teten Masduki, dalam Rapat Koordinasi Tingkat Menteri (RKTM) membahas program dan kebijakan strategis dalam penanganan dampak Pandemi Covid-19 dari sisi ekonomi, di Badung, Bali, Jumat (21/8).

Rapat Koordinasi Tingkat Menteri dipimpin oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, yang juga menjabat Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan dihadiri secara fisik oleh sembilan Menteri, yakni Menteri Perindustrian, Menteri Perdagangan, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, Menteri Pertanian, Menteri Riset dan Teknologi/Kepala BRIN, Menteri Ketenagakerjaan, Menteri Koperasi dan UKM, dan Wakil Menteri BUMN I.

Selain itu, turut hadir pula lima menteri melalui sambungan konferensi daring, yaitu Menteri Keuangan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Menteri Perhubungan, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Menurut Teten, dalam Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), KemenkopUKM telah menjalankan program gerakan belanja di warung tetangga untuk memperkuat warung tradisional yang mengalami kesulitan bersaing dengan jaringan ritel modern.

Program tersebut, kata Teten, akan menjadi rantai distribusi pangan, dan bisa menstabilkan harga pangan. Pada tahap awal dilakukan di Jabodetabek kerjasama dengan DGR, yang memiliki aplikasi digital untuk mensuplay kebutuhan sembako ke warung-warung.

"Kami ingin ini ke depan menjadi rantai distribusi pangan, yang bisa digunakan untuk keperluan stabilisasi harga pangan. Ada 3.5 juta warung tradisional. di Jabodetabek kerja sama dengan DGR, yang punya aplikasi digital untuk mensuplai kebutuhan sembako ke warung-warung. Para warung di Jabotabek ini terganggu oleh program sembako murah, yang langsung didistribusikan ke masyarakat, sehingga para warung ini menjerit karena tidak ada yang membeli produknya. Jadi sebenarnya mungkin ke depan bisa kita integrasikan program seperti ini," katanya.

MenkopUKM menjelaskan, program kedua adalah laman khusus UMKM dan bela pengadaan kerjasama dengan LKPP, untuk meningkatkan demand. Pihaknya mendorong Kementerian dan Lembaga mengoptimalkan belanjanya kepada sektor UMKM.

Kemenkop UKM telah menjalankan program gerakan belanja di warung tetangga untuk memperkuat warung tradisional.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News