The Vessel

Oleh Dahlan Iskan

The Vessel
Dahlan Iskan di depan The Vessel, New York. Foto: disway.id

Sebenarnya ada pemandangan jelek di pinggir air itu. Yakni parkiran kereta api atau subway. Saya lihat ada 29 rangkaian gerbong diparkir di situ. Tapi tidak terlihat menonjol. Kalah dengan indahnya sungai yang sangat lebar itu.

Kawasan The Vessel ini dulunya daerah industri. Banyak bangunan pabrik lama. Sebagian dirobohkan. Dibangun gedung-gedung pencakar langit yang baru.

Sebagian lagi sengaja dipertahankan kekunoannya. Hahya direnovasi. Untuk restoran dan cafe.

Begitu banyak gedung baru dibangun. Bisa jadi bagian ujung Manhattan ini akan jadi seperti Singapura. Penuh gedung tinggi berkaca. Yang sayangnya desainnya tidak ada yang secantik di Singapura.

Saya pun membuka Google. Mencari tahu siapa perancang The Vessel. Mengapa ditaruh di situ. Di depan mal The Shops. Yang toiletnya mendadak penuh.

Mayoritas yang turun dari puncak The Vessel perlu fasilitas itu. Sampai ada penguman: untuk menghindari antre panjang pakailah toilet di lantai atasnya. Dan atasnya.

Namun kedai kopi di dekat toilet itu juga menjadi penuh: The Blue Bottle. Yang secangkir harganya Rp 100 ribu.

Saya pun mencobanya. Pilih yang oatmeal coffee. Diberi es.

The Vessel merupakan karya seni arsitektur terbaru di New York. Saya terpaksa dua kali ke situ.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News