Tidak Mau Hanya Bikin Jamaah Tertawa

Tidak Mau Hanya Bikin Jamaah Tertawa
Nasaruddin Umar. Foto: nu.or.id
Misalnya, dalam rangka menyambut bulan puasa, para dai itu lebih menekankan ceramah tentang bagaimana cara berpuasa dan sebagainya. Pada intinya, ceramah para dai ini menyuguhkan kemeriahan bulan puasa.

Tapi, tidak demikian muatan pesan dakwah Nasaruddin. Dia lantas mengambil contoh pada momentum bulan puasa. Suami Helmi Halimatul Udhmah itu lebih menekankan penghayatan dan pendalaman ibadah puasa. "Tidak perlu membuat jamaah tertawa terbahak-bahak atau menangis tersedu-sedu," jelas Nasaruddin.

Pemilihan materi ceramah yang berbobot dan gaya penyampaian yang elegan menggiring Nasaruddin memiliki kelompok atau segmen "konsumen" yang lebih spesifik. Penulis dua belas buku tentang fikih dan gender ini mengakui jamaah ceramahnya lebih banyak dari kalangan bos perusahaan besar, pejabat tinggi negara, kedutaan besar negara sahabat, hingga lingkungan Istana Kepresidenan.

Sejak tahun lalu Nasaruddin mengaku mendapat tugas spesial berupa jadwal ceramah di lingkungan istana. Presiden SBY sering mengundangnya untuk berceramah saat tarawih di istana, peringatan hari besar keagamaan, maupun acara-acara keagamaan lain. Meski menceramahi orang nomor satu di Indonesia, Nasaruddin mengaku tak menyiapkan materi khusus. Satu-satunya yang dia persiapkan adalah pemadatan materi sehingga dalam waktu yang singkat harus mampu menyampaikan seluruh pesan secara bernas.

Kesibukan Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Nasaruddin Umar bertambah saat Ramadan. Selain tugasnya sebagai birokrat maupun rektor,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News