Tidak Pintar, Tapi Mau Belajar

Tidak Pintar, Tapi Mau Belajar
BINCANG - Meneg Pemberdayaan Perempuan, Linda Gumelar, berbincang-bincang dengan Happy Salma, saat peluncuran antologi cerpen dan puisi wanita "24 Sauh" di Plaza FX, Jakarta, Senin (1/2). Foto: Fedrik Tarigan/Indopos.
Selain itu, Happy bahagia menjadi penulis yang dianggapnya sebagai wadah refleksi batin. Menulis menjadi salah satu tempat yang paling bisa menerima pemikiran dan curahan hati. "Yang lain mungkin bisa lari ke olahraga atau menonton. Saya harus tuangkan dalam tulisan," tegasnya.

Ada beberapa anggapan bahwa perempuan menulis adalah perempuan pintar. Happy tidak ingin terbuai anggapan itu. Menurutnya, menulis merupakan salah satu wujud keinginannya untuk terus belajar. "Lagipula, tergantung yang ditulis kan? Kalau menulis stensil, bagaimana? Apa masih dibilang pintar? Saya mungkin tidak pintar, tapi mau belajar. Dan, katanya, orang yang mau belajar bisa mengalahkan orang pintar," yakinnya.

Karya tulis Happy sejauh ini lebih banyak tentang perempuan dan sindiran terhadap permasalahan sosial. Dalam 24 Sauh, Happy menyumbang cerpen berjudul Ibu Ida. "Ini potret kehidupan juga. Bahwa anak jadi jelek bukan hanya karena sering dimarahi orangtua. Sayang yang berlebihan juga bisa membuat si anak tidak baik. Bisa jadi manja salah satunya," ungkap Happy. (gen/tia)

JAKARTA - Kebahagiaan ganda didapat Happy Salma dari kegemarannya menulis. Selain sebagai sarana refleksi batin, menurutnya menulis menghasilkan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News