Tidur Nyenyak Bantu Performa Atlet

Tidur Nyenyak Bantu Performa Atlet
Tidur Nyenyak Bantu Performa Atlet

jpnn.com - Latihan teratur serta asupan makanan bergizi menjadi syarat mutlak bagi semua olahragawan agar performanya terjaga. Tanpa itu mustahil bagi seorang atlet memiliki kondisi prima untuk berprestasi. Di luar dua syarat mutlak tersebut ada hal lain yang dalam kacamata kedokteran juga memiliki peranan penting untuk menjaga performa : pola tidur.

"Pola tidur sangat berpengaruh terhadap physical performance seorang olahragawan," kata mantan dokter tim nasional sepak bola Indonesia Zaini Saragih kepada Jawa Pos (Induk JPNN).

Sports Medicine Physician di Rumah Sakit Royal Progress, Jakarta Utara tersebut menjelaskan bahwa pada saat tidur terjadi proses recovery. Selain itu dalam tidur juga terjadi perbaikan sel dan jaringan tubuh yang rusak saat berolahraga. Entah itu ketika berlatih maupun saat bertanding atau berlomba.

Zaini menambahkan setiap orang yang berolahraga pasti ada sel dan jaringan tubuh yang rusak. Lebih-lebih bagi seorang atlet yang porsi latihan jauh lebih berat dibanding orang yang "sekadar" berolahraga. Pun demikian saat pertandingan, setiap atlet pasti memforsir kemampuan untuk menggapai hasil maksimal. Dalam kondisi tersebut bisa dipastikan ada sel dan jaringan tubuh yang rusak.

"Jadi proses perbaikkan saat tidur itu justru akan meningkatkan kemampuan dan adaptasi seorang atlet. Karena itu, jika tidurnya kurang maka proses adaptasi tidak terjadi dan akibatnya tidak ada peningkatan performa dari latihan," jelas alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tersebut.

Untuk itu, setiap atlet harus displin dalam soal tidur. Pola tidur mereka harus teratur. Bergadang jelas menjadi pantangan. Sebab, itu sama artinya mereka merusak proses perbaikkan dalam tubuhnya yang seharusnya terjadi saat tidur di kala malam hari.

Setiap manusia idealnya tidur minimal empat jam setiap hari. Tapi, bagi setiap atlet, porsi mereka jelas lebih karena energi yang mereka keluarga seringkali melebihi orang kebanyakan. Zaini menyebut setiap atlet idealnya sudah berada di tempat tidur sejak pukul 22.00. Kecuali mereka yang menjalani pertandingan malam hari hingga saat memasuki pukul 22.00 baru menyelesaikan laga.

Displin dengan pola tidur tersebut bukan saja saat para atlet berada di training center atau di asrama. Dimanapun mereka berada, sekalipun tidak sedang berlatih atau bertanding, olahragawan harus menjaga pola tidurnya agar performanya tetap terjaga, meski usia terus bertambah. Jika tidak displin dengan pola tidur, bisa dipastikan perjalanan sang atlet tidak bakal lama.

Latihan teratur serta asupan makanan bergizi menjadi syarat mutlak bagi semua olahragawan agar performanya terjaga. Tanpa itu mustahil bagi seorang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News