Tidur Siang Efektif Turunkan Risiko Serangan Jantung dan Stroke?

Tidur Siang Efektif Turunkan Risiko Serangan Jantung dan Stroke?
Ilustrasi bangun tidur. Foto: Hellosehat

Hasil yang didapat menunjukkan bahwa kejadian stroke dan penyakit jantung paling rendah pada kelompok yang tidur siang 1-2 kali per minggu, yakni hanya sekitar 1,8 persen.

Dalam menganalisis hasil yang didapat tersebut, para peneliti melakukan penyesuaian terhadap berbagai faktor yang dapat meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung.

Ada beberapa faktor yang dipertimbangkan. Mulai dari usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, kebiasaan merokok, kebiasaan melakukan aktivitas fisik, indeks massa tubuh, durasi tidur, dan adanya penyakit kronik seperti diabetes, kolesterol tinggi, dan hipertensi.

Selain itu, dilakukan juga penilaian terhadap adanya sleep apnea. Kondisi ini merupakan salah satu jenis gangguan tidur yang dapat menimbulkan kebiasaan tidur siang berlebih.

Pada akhirnya, penelitian yang melibatkan lebih dari 3.462 peserta ini cukup bisa menggambarkan kebiasaan tidur siang dengan baik.

Secara keseluruhan, lebih dari 50 persen peserta tidak mempunyai kebiasaan tidur siang, dan 4,6 persen dari mereka mengalami penyakit jantung atau stroke dalam waktu 5 tahun.

Kejadian penyakit jantung dan stroke paling tinggi pada orang yang tidur siang 6-7 kali per minggu, dengan angka kejadian 7,6 persen. Lalu, diikuti dengan orang yang mempunyai kebiasaan tidur siang 3-5 kali per minggu, dengan angka kejadian sekitar 5,4 persen.

Jadi, berdasarkan seluruh hasil yang didapat, dapat disimpulkan bahwa jumlah tidur siang yang paling baik untuk menurunkan risiko serangan jantung adalah 1-2 kali per minggu, dengan penurunan kejadian penyakit jantung dan stroke sebesar 48 persen.

Daripada menduga-duga, yuk baca artikel berikut apakah tidur siang bisa menurunkan risiko terkena serangan jantung dan stroke.

Sumber klikdokter

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News