Tidur tak Nyenyak, Mandi pun Harus Ngebut

Tidur tak Nyenyak, Mandi pun Harus Ngebut
Serda Sudiyono (kiri) dan Serda Musa Arsi (kanan) penjaga zona merah di Desa Gurukinayan, Kecamatan Payung, Karo. Foto: AMINOER RASYID/SUMUT POS/JPNN

Ini karena bahaya erupsi yang dihadapi, yang bisa tiba-tiba tanpa terprediksi. Ketika berada di daerah konflik, hal terbesar dihadapi adalah serangan musuh yang pada dasarnya dapat diprediksi.

Namun, untuk tugas menjaga pintu perbatasan zona merah, bahaya yang dihadapi adalah alam yang sulit dideteksi pergerakannya, meski dengan alat pendeteksi.

“Seperti hal paling tidak terlupakan oleh saya yaitu saat gunung itu pernah bererupsi besar. Saat itu saya berada di perbatasan Desa Gurukinayan dan Desa Sukameriah. Saat itu, saya bersama masyarakat, sama-sama lari untuk menyelamatkan diri,” ujarnya.

Senada dengan Serda Sudiyono, Serda Musa Asri juga mengaku belum pernah merasakan tidur yang nyenyak, selama ditugaskan di pintu perbatasan zona merah Sinabung. Namun, dia tidak mengeluh. Pasalnya, hal itu sudah menjadi konsekwensi baginya sebagai seorang prajurit Tentara Nasional Indonesia. Begitu juga dengan kerinduannya pada keluarga, diakuinya terobati dengan cara berkomunikasi via telepon.

Dikatakan bapak 4 anak itu, setiap mendengar kabar kondisi keluarga baik-baik saja, itu sudah cukup menjadikannya semakin kuat untuk bertahan melaksanakan tugas pengabdiannya itu.

"Perlu diketahui kalau keluarga tentara, harus siap dengan konsekwensi seperti ini, “ ungkap Anggota TNI yang tinggal di Jalan Turi Kecamatan Medan Kota itu singkat.

Saat disinggung adanya masyarakat masuk ke daerah larangan hingga memakan korban jiwa beberapa waktu lalu, Sudiyono dan Musa mengaku kalau mereka yang masuk sudah diperingatkan sebelumnya. Bahkan, keduanya meyakini kalau mereka yang masuk ke daerah berbahaya itu melalui jalan tikus.

“Kalau untuk pintu perbatasan zona merah yang ada di Kecamatan Payung ini, ada empat pintu perbatasan yaitu Simpang Gurki, Simpang Perbaji, Simpang Temberun, dan Simpang Mardinding. Namun, pintu perbatasan di Simpang Gurki ini yang menjadi jalur terdekat dan langsung menuju mulut kawas gunung,” pungkasnya. (rbb/smg)

SEJAK Oktober 2013 lalu, Serda Musa Arsi dan Serda Sudiyono ditugaskan menjaga pintu perbatasan zona merah atau daerah radius rawan yang berada di

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News