Tiga Alasan Fadli Zon Menolak Wacana Pemberlakuan New Normal

Tiga Alasan Fadli Zon Menolak Wacana Pemberlakuan New Normal
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon. Foto: dokumen JPNN.Com

Ia kemudian mengutip data Worldometer. Disebutkan, sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, Indonesia memiliki tingkat pengujian terburuk di antara negara-negara yang paling terpengaruh Covid-19.

Disebut, pemerintah Indonesia sejauh ini hanya bisa melakukan 967 tes untuk setiap 1 juta penduduk. Berbeda jauh dengan Amerika Serikat yang melakukan 46.951 tes untuk setiap satu juta penduduk.

Kemudian Singapura yang mencapai 57.249 tes per satu juta penduduk, atau Malaysia yang berada di angka 16.083 tes per 1 juta penduduk.

Menurut Fadli, untuk urusan perbandingan tes corona, Indonesia masih berada di urutan 96 dari 100 negara dengan kasus terbanyak.

Indonesia hanya berada di atas Afghanistan, Sudan, Pantai Gading, dan Nigeria.

Ia juga menyatakan, WHO menganjurkan syarat minimal pemeriksaan Covid-19 adalah 1 orang per 1.000 penduduk per minggu. Artinya, jika penduduk Indonesia 273 juta, berarti per pekan seharusnya ada 273 ribu tes atau seharusnya sudah melakukan 3.276.000 tes dalam 12 pekan terakhir sejak kasus Covid-19 pertama ditemukan awal Maret lalu.

"Kalau meniru pola Korea Selatan, yang melakukan tes terhadap 0,6 persen penduduk, maka dengan jumlah penduduk 273 juta, kita seharusnya sudah melakukan tes terhadap 1.638.000 orang," kicau @fadlizon.

Kenyataannya, kata Fadli kemudian, berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, hingga 2 Juni kemarin baru 237.947 orang yang telah menjalani pemeriksaan Covid-19 pada laboratorium yamg aktif di seluruh Indonesia. Jumlah yang sangat kecil dan tidak proporsional.

Waketum DPP Partai Gerindra Fadli Zon berkicau di media Sosial Twitter, menanggapi rencana pemerintah memperbolehkan 102 wilayah kabupaten/kota di tanah air menerapkan kebijakan “New Normal”.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News