Tiga Alasan Fadli Zon Menolak Wacana Pemberlakuan New Normal

Tiga Alasan Fadli Zon Menolak Wacana Pemberlakuan New Normal
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon. Foto: dokumen JPNN.Com

Pada 31 Mei lalu, angkanya berkisar antara 0,89 hingga 1,22.

Cuma masalahnya, tren penurunan penting dihubungkan dengan dibukanya keran mudik alias pulang kampung oleh pemerintah menjelang lebaran kemarin.

Fadli pun lantas memaparkan data dari PT JASAMARGA. Tercatat ada 465.582 kendaraan keluar dari Jakarta dalam rentang waktu H-7 hingga H-1 sebelum lebaran kemarin.

Dari jumlah tersebut, menurut Polda Metro Jaya hanya sekitar 25 ribu kendaraan yang bisa dihalau untuk putar balik.

"Artinya, secara de facto terjadi arus mudik pada lebaran kemarin. Sehingga, tren penurunan kasus baru dan tingkat penularan Covid-19 di DKI belum menggambarkan kondisi normal yang sesungguhnya," kicau @fadlizon.

Menurut anggota Komisi I DPR ini, saat kasus di DKI menurun, di Surabaya justru terjadi ledakan jumlah penderita Covid-19. Membuat Surabaya sejak Rabu (3/6) bukan hanya zona merah, tetapi sudah menjadi zona hitam, saking besarnya jumlah penderita Covid-19 yang ada.

"Artinya, melandainya kurva DKI saat ini bisa jadi disebabkan karena angkanya kini terdistribusi ke daerah melalui peristiwa mudik atau pulang kampung tadi," twit @fadlizon.

Fadli kemudian memaparkan alasan ketiga, yaitu basis data yang tak proporsional.

Waketum DPP Partai Gerindra Fadli Zon berkicau di media Sosial Twitter, menanggapi rencana pemerintah memperbolehkan 102 wilayah kabupaten/kota di tanah air menerapkan kebijakan “New Normal”.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News