Tiga Bulan, 250 Hektare Lahan Terbakar di Batam

Tiga Bulan, 250 Hektare Lahan Terbakar di Batam
Kebakaran hutan di sekitar Dam Mukakuning, Batam, Kepri. Foto: rani untuk batampos.co.id

"Hutan ini bukan hanya untuk masa sekarang. Hutan kita ini untuk masa depan anak cucu kita kelak. Jadi sudah tugas kita untuk menjaga dan merawatnya," katanya.

Terpisah, anggota DPRD kota Batam meminta Pemko Batam, BP Batam dan pemerintah terkait untuk terus melakukan pengawasan. Bukan hanya kebakaran tetapi kerusakan lingkungan lainnya.

"Kami apresiasi mangggala agni dalam hal pemadaman kebakaran ini. Dan kita berharap pemerintah daerah untuk tanggap dan cepat dalam mendukung kinerja Manggala Agni," kata anggota komisi III DPRD Kota Batam, Werton Panggabean

Dia juga berharap kepada semua warga yang ada di Batam untuk bersama sama menjaga hutan di Batam. Tidak melakukan pembakaran hutan. Termasuk tidak membuang puntung rokok sembarangan.

Kebakaran hutan lindung di kawasan Dam Mukakuning masih menyisakan asap, pantauan di lapangan 10.00 meskipun api sudah padam namun tetap saja asap tersebut masih berpotensi akan timbulnya api muncul di tengah cuaca terik, terlihat dari jalan R Suprapto dan sekitaran Rusunawa Mukakuning, Senin (18/3).

Padahal sebelumnya hutan lindung di kawasan Dam Mukakuning, Seibeduk terjadi kebakaran pada malam hari dan telah dipadamkan tim Manggala Agni Daops Batam. Menurut informasi yang didapat, sejak malam hari kebakaran hutan tersebut mengakibatkan asap tebal masuk hingga pemukiman warga rumah liar (ruli) dan warga Rusunawa Mukakuning.

"Semalam asap tebal berasal dari dam situ (Mukakuning), api nya sudah padam namun asap nya membuat udara sekitar sini,"kata Cholil, warga Rusun Mukakuning.

Hal senada juga diutaran oleh warga yang biasa memancing di area waduk, "Sudah dua hari kebakaran sejak hari Sabtu dan sampai saat ini, kemarin sore sampai malam yang paling parah. Belum lagi area sekitaran waduk sudah dipenuhi asap," ujar Idris.

Manggala Agni Daops Batam mengatakan tingkat kebakaran hutan di Batam sangat tinggi masih tinggi sejak Januari 2019.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News