Tiga Eksportir Komoditas Pertanian Dapat Layanan Prioritas

Tiga Eksportir Komoditas Pertanian Dapat Layanan Prioritas
Kepala Badan Karantina Pertanian Banun Harpini (jilbab hijau muda) memberikan sertifikat kepada perwakilan tiga perusahaan eksportit yang telah menerapkan manajemen anti-penyuapan di Sentul, Jumat 5/10). Foto: Humas Kementan

Sistem Layanan Bank Mandiri, e-money ini akan diintegrasikan dengan sistem monitoring arus barang secara real time yang dimiliki oleh Barantan, Indonesian Quarantine Full Automation System (IQ-FAST). Integrasi sistem diujicobakan akhir tahun 2018 di Karantina Cilegon dan segera diberlakukan di unit pelaksana teknis karantina di pelosok negeri. Harapannya, sistem ini dapat mengatasi permasalahan keterlambatan penyetoran PNBP yang selama ini dilakukan secara manual.

Sesuai dengan instruksi Menteri Pertanian untuk meningkatkan pengawasan produk pertanian di tempat pemasukan dan pengeluaran di seluruh wilayah Indonesia perlu didukung dengan terobosan kebijakan dan penerapan sistem informasi yang terintegrasi. Saat ini 10 unit pelaksana teknis di Badan Karantina Pertanian telah terintegrasi dengan sistem Indonesia National Single Window (INSW), dan akan terus bertahap integrasi terhadap sistem ini diseluruh Indonesia.

“Single Submission, merupakan inisiasi dari Badan Karantina Pertanian di tahun 2013 dan kini telah di adopsi oleh Kemenko Perekonomian di sektor ekonomi. Ini salah satu terobosan guna memperlancar arus barang yang pada akhirnya akan meningkatkan daya saing bagi produk pertanian ekspor dan menjadikan harga lebih terjangkau bagi produk pertanian yang diimpor,” pungkas Banun.(adv/jpnn)


Upaya pencegahan terjadinya suap, lebih efektif apabila dilakukan oleh kedua belah pihak yang bersinggungan, yakni pemberi layanan karantina dan pengguna jasa.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News