Tiga Fakta Kekalahan Prabowo Subianto di Debat Capres

Tiga Fakta Kekalahan Prabowo Subianto di Debat Capres
Prabowo Subianto berjoget saat debat capres di Bidakara, Kamis (17/1) malam. Foto: Instagram prabowo

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Fraksi Partai Hanura di DPR RI Inas N Zubir mengatakan, setidaknya ada tiga poin kekalahan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno dalam debat perdana yang digelar pada Kamis (27/1) lalu.

Menurut anak buah Osman Sapta Oedang ini, Prabowo menyisakan keheranan bagi masyarakat yang menonton debat tersebut, karena adanya argumennya yang mencengangkan dan tidak pantas diutarakan oleh seorang calon presiden.

"Pertama, Prabowo Subianto mengatakan bahwa Jawa Tengah lebih luas dari Malaysia, padahal luas Jawa Tengah hanya 32.801 km2 dan luas Malaysia 330,803 km2, artinya bahwa Prabowo selalu bicara sesuka hatinya tanpa peduli tentang data dan fakta," kata Inas dalam keterangan yang diterima, Minggu (20/1).

Kedua, lanjut Inas, Prabowo mengatakan bahwa presiden adalah penegak hukum tertinggi. Padahal, menurut Inas, presiden adalah eksekutif dan hukum adalah yudikatif.

"Artinya Prabowo mengungkapkan keinginannya jika berkuasa, maka hukum akan dia ambil alih untuk digenggam dalam kekuasaannya sehingga Prabowo akan memanfaatkan hukum sesuka hatinya," imbuh Inas.

Ketiga, kata Inas, Prabowo mengatakan korupsi tidak seberapa masih bisa dimaklumi. Pernyataan itu, menurut Inas, menunjukan bahwa korupsi bukan masalah penting bagi Prabowo Subianto dan perbuatan korupsi bisa dimaklumi.

"Artinya jika Prabowo Subianto berkuasa maka pelaku korupsi akan dimaafkan. Ini adalah pesan kuat bagi para koruptor yang belum bergabung dengan kubu Prabowo - Sandi agar segera merapat," pungkas dia. (tan/jpnn)


Pernyataan Prabowo Subianto yang mengatakan korupsi tidak seberapa masih bisa dimaklumi dipertanyakan banyak kalangan.


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News