Tiket Pesawat Masih Mahal, saat Bersamaan Bagasi Berbayar

Tiket Pesawat Masih Mahal, saat Bersamaan Bagasi Berbayar
Salah satu calon penumpang Lion Air saat memasukan barang bawaan ke bagasi di Bandara Sepinggan Balikpapan. Foto: PAKSI SANDANG PRABOWO/KALTIM POST/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Di tengah mahalnya tarif tiket pesawat, di saat bersamaan sebagian maskapai mulai menerapkan kebijakan bagasi berbayar. Lion Air, Wings Air, dan Citilink memastikan penyesuaian tarif bagasi.

Lion Air dan Wings Air memberlakukan bagasi berbayar pada Selasa lalu (22/1) setelah dua minggu sosialisasi. Citilink rencananya menerapkan tarif bagasi berbayar mulai akhir Januari 2019.

Pengamat penerbangan Alvin Lie menilai, penerapan bagasi berbayar membuat low-cost carrier (LCC) menjadi lebih mahal daripada full-service seperti Garuda dan Batik Air.

Menurut Alvin, bukan tidak mungkin dengan harga LCC yang melambung tinggi, masyarakat melakukan perbandingan harga sehingga memilih menggunakan maskapai full-service. ’’Itu akan menjadi masalah bagi penurunan penumpang kelas ekonomi maskapai LCC di masa mendatang,’’ terangnya.

VP Corporate Secretary PT Garuda Indonesia Tbk Ikhsan Rosan menyatakan, tiket yang dijual telah mengikuti aturan tarif batas atas dan bawah. ’’Kami menjual sesuai range yang diberikan regulator,’’ ungkapnya.

Dia menepis adanya dugaan kartel dan monopoli pasar setelah mengambil alih operasional Sriwijaya Air. Sebab, kedua maskapai berada di segmen berbeda.

Garuda di segmen full-service dan Sriwijaya Air merupakan LCC. Menurut dia, LCC sebenarnya diperkenankan mengenakan tarif bagasi. ’’Bagasi tidak menjadi bagian dari layanan yang harus dikeluarkan LCC. Kalau full-service, memang layanannya termasuk bagasi,’’ urainya.

Kemungkinan selama ini LCC memberikan promo dengan menggratiskan bagasi.

Sejumlah maskapai menerapkan bagasi berbayar, seperti Lion Air, di saat harga tiket pesawat masih mahal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News