Tim Ekspedisi Temukan Metode yang Tepat Melistriki Ratusan Desa di Papua

Tim Ekspedisi Temukan Metode yang Tepat Melistriki Ratusan Desa di Papua
Relawan Tim Ekspedisi Papua Terang bersama masyarakat setempat. Foto: Istimewa for JPNN.com

“Saya baru melihat pedalaman Papua saat itu. Sebelumnya saya lebih banyak tinggal di kotanya, di Jayapura,” ujar Simson.

Saat mengikuti EPT, Simson menjadi satu-satunya mahasiswa dalam timnya yang terdiri 5 orang. Tiga rekannya merupakan karyawan PLN dan seorang lagi anggota TNI AD. Tim Simson ditugaskan menyurvei kawasan Kabupaten Tanamera, sebuah kawasan yang berada cukup jauh dari pusat kota Jayapura.

Untuk menuju Tanamera dirinya diterbangkan dari Jayapura ke Merauke selama sejam. Untuk selanjutnya kembali terbang selama 45 menit dengan pesawat yang lebih kecil ke Kabupaten Tanamera.

Selanjutnya tim Simson masih harus mengendarai mobil selama 5 jam untuk menuju Kabupaten Tanamera. Dari Kabupaten Tanamera, dirinya dan empat sejawatnya harus berjalan kaki sejauh 8-10 kilometer berjam-jam menempuh hutan lebat, bukit, dan daerah pegunungan yang terjal.

Karena medan yang luar biasa berat, timnya hanya dapat menyurvei 5 desa dalam waktu seminggu bertugas. Selain faktor medan, masalah akurasi titik lokasi desa pun jadi persoalan. Bekal peta digital yang dikoneksikan ke perangkat Global Positioning System (GPS) sekalipun, ternyata di lapangan tidak selalu akurat. Sejumlah lokasi yang diperkirakan terdapat perdesaan ternyata hanya hutan belantara.

"Jadi lokasinya simpang siur. Kami coba bolak-balik tidak ketemu, hanya hutan. Jadi kami laporkan apa adanya, bahwa ada beberapa lokasi yang dianggap ada desa, kenyataannya tidak bisa ditemukan,” jelas Simson.

Ada pula sejumlah desa batal dikunjungi atas saran anggota TNI AD yang mengawal karena dianggap sangat rawan dari sisi keamanan. “Jadi memang tantangan terberatnya, rute, yang kemudian berdampak pada bahan makanan yang kami bawa. Awalnya bekal makanan disiapkan untuk 5 hari, ternyata jadi 7 hari. Jadi ya dicukup-cukupkan saja,” urai Simson.

Untunglah masyarakat yang ditemui di berbagai desa menyambut hangat kehadiran tim EPT. “Kami sampaikan apa adanya bahwa kami di sini bukan melistriki, hanya menyurvei yang selanjutnya hasilnya kami serahkan ke PLN,” urai Simson.

PLN berencana mengakhiri kegelapan malam di Papua dan Ppaua Barat dengan melistriki ribuan desa di sana.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News