Tim Naas Indonesia

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Tim Naas Indonesia
Laga perdana Grup A Sepak Bola SEA Games 2021 di Stadion Viet Tri, Phu Tho, Vietnam, Jumat (6/5/2022). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/nym.

jpnn.com - Dalam sepak bola batas antara pahlawan dan bajingan beda-beda tipis alias beti. 

Semua pasti sudah paham hal itu. 

Hari ini seseorang bisa disanjung dan dipuja bak dewa, detik berikutnya dia bisa menjadi sasaran caci maki dan sumpah serapah.

Shin Tae Yong pasti sudah mengetahui hal itu. 

Awal tahun ini, dia dipuja-puja karena berhasil membawa timnas Indonesia maju babak final Piala AFF yang memperebutkan lambang supremasi sepak bola Asia Tenggara. 

Meski kalah telak dari Thailand dengan agregat 2-6, tetapi publik Indonesia berbunga-bunga. 

Katanya timnas hasil seleksi dan racikan  STY punya masa depan cerah, karena terdiri atas pemain-pemain muda yang penuh bakat.

Empat bulan berikutnya, puja-puji berubah jadi caci maki. 

Sepak bola Indonesia, yang sempat menjadi kekuatan utama di Asia Tenggara, mengalami kemerosotan yang memprihatinkan dalam 30 tahun terakhir.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News