Tinggalkan Perusahaan Beken, Kini jadi Bos di Penjara

Tinggalkan Perusahaan Beken, Kini jadi Bos di Penjara
Denok Marty Astuti (tengah) Pegiat sampah yang memberdayakan Napi dan Masyarakat untuk olah sampah saat memberikan materi di SDN Mangkubumen Kidul No 16 Surakarta. FOTO : Arief Budiman/Radar Solo

jpnn.com - jpnn.com - Denok Marty Astuti telah punya posisi di pabrik motor terbesar di tanah air. Namun, dia memutuskan untuk resign demi berfokus mengurus sampah di kampung halamannya di Solo.

Andra Nur Oktaviani, Solo

Duduk di posisi kepala subdepartemen salah satu perusahaan multinasional tentu bukan pencapaian yang mudah.

Denok setidaknya membutuhkan waktu 10 tahun untuk sampai di posisi tersebut.

Karena itu, sangat banyak yang menyayangkan keputusannya untuk mundur dari perusahaan. Apalagi profesi selanjutnya adalah bergelut dengan sampah.

’’Saya mengajukan pengunduran diri sampai empat kali. Yang terakhir saya jelaskan bahwa di sini semua orang sudah pintar. Sekarang saya ingin membuat orang di luar sini pintar,’’ cerita Denok kepada Jawa Pos saat ditemui di rumahnya di kawasan Purwosari, Solo, Jumat (3/1).

Denok berkisah, keinginannya untuk mundur dari perusahaan setelah 12 tahun bekerja semakin kuat saat mendapat beasiswa ke Jepang pada 2013. Di Negeri Sakura itu, dia belajar banyak tentang pengolahan sampah.

Dia pun semakin ingin menerapkan ilmu yang baru didapatnya itu di tanah air. Namun, hal tersebut tidak mungkin terlaksana jika dikerjakan setengah hati.

Denok Marty Astuti telah punya posisi di pabrik motor terbesar di tanah air. Namun, dia memutuskan untuk resign demi berfokus mengurus sampah di

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News