Tingkat Kepuasan Dosen terhadap Kampus Merdeka Lebih Tinggi Dibanding Mahasiswa

Tingkat Kepuasan Dosen terhadap Kampus Merdeka Lebih Tinggi Dibanding Mahasiswa
Rektor UKRIDA, Dr. dr. Wani Devita Gunardi, Sp.MK (K). Foto tangkapan layar

"Apabila program yang dilakukan bermanfaat maka partisipasi akan meningkat dan kepuasan juga akan meningkat, begitu juga sebaliknya," terangnya.

Lidia Sandra dan tim juga melakukan analisis sentimen terhadap seluruh mahasiswa di Indonesia, melalui Twitter.

Sekitar 63% sentimen positif terhadap program MBKM, wordcloud yang ditemukan dari partisipan seperti terdapat insentif uang saku, pujian terhadap Indonesia dan presiden, dan sebagainya. 

Namun terdapat 37% sentimen negatif yang mengungkapkan masalah terhadap konversi nilai, perasaan lelah mengikuti program MBKM, perasaan sedih karena kesulitan atau gagal saat penyeleksian program MBKM, pembayaran uang insentif yang tertunda, dan sebagainya.

Dalam dunia pembelajaran, ada beberapa pro dan kontra antara mahasiswa yang menyukai teori lalu ada yang yang lebih menyukai praktik.

"Ada mahasiswa yang menyukai jika teori diikuti praktik yang sesuai sehingga mahasiswa memiliki bayangan bagaimana sebenarnya teori itu bekerja," ucapnya.

Dr. Lidia Sandra dan tim menyatakan efek pandemi secara tidak langsung memberikan efek memaksa bagi perguruan tinggi untuk melakukan transformasi digital. Sejalan dengan itu, program MBKM juga ditargetkan untuk meningkatkan kualitas lulusan mahasiswa menyambut era transformasi digital.  

Perguruan tinggi lanjutnya, bisa melakukan transformasi digital sebuah framework berlandaskan pada service management yang mengarah ke service value driven. 

Hasil riset yang dilakukan UKRIDA terhadap program Merdeka Belajar Kampus Merdeka menunjukkan dosen lebih puas dibandingkan mahasiswa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News