Tionghoa Muslim Dinilai Mampu Beradaptasi dan Selalu Berubah

Tionghoa Muslim Dinilai Mampu Beradaptasi dan Selalu Berubah
Ketua FSI Johanes Herlijanto (tengah) menilai Tionghoa muslim mampu berdaptasi dan selalu berubah mengikuti tempat mereka tinggal. Foto: dok. FSI

"Stereotip ini pernah muncul bersamaan dengan pandangan “sekali Cina tetap Cina,” dan anggapan bahwa Tionghoa akan tetap setia pada negeri leluhur mereka,” papar Johanes.

Menurutnya, cara berinteraksi Tionghoa Muslim merupakan salah satu bukti yang menunjukan bahwa stereotip negatif tersebut adalah salah.

"Berbagai aktivitas dan peran Tionghoa, termasuk Tionghoa muslim, yang makin marak dalam dua dasawarsa terakhir, merupakan buah dari munculnya sebuah masyarakat dengan ciri-ciri demokrasi yang kuat di Indonesia," tuturnya.

Sementara itu, peneliti senior pada Institut Kajian Malaysia dan Antar Bangsa (IKMAS), Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), Bangi, Malaysia. Dr Hew mengatakan Tionghoa muslim memiliki keberagaman dalam beragama.

Dia juga mengatakan bahwa pesan yang disampaikan oleh para pendakwah muslim Tionghoa juga beragam. Meski banyak yang membawa pesan-pesan yang inklusif, tetapi ada juga yang membawa pesan kurang insklusif.

Meski demikian, ada juga kesamaan di antara mereka, yaitu ada inisiatif untuk membangun identitas Tionghoa muslim. Identitas itu terlihat dari berbagai masjid masjid berkarakteristik Tionghoa. Melaluinya, Hew berpandangan bahwa Tionghoa Muslim pada satu sisi ingin menyampaikan Islam yang bersifat kosmopolitan.

"Mereka juga ingin menyebarluaskan inklusifitas dari orang Tionghoa. Inklusifitas itu terlihat dari kesediaan Tionghoa untuk terbuka untuk berinteraksi dengan kelompok-kelompok etnis lain," jelasnya. (jlo/jpnn)

Johanes Herlijanto menilai Tionghoa muslim mampu berdaptasi dan selalu berubah mengikuti tempat mereka tinggal.


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News