Tionghoa Muslim Dinilai Mampu Beradaptasi dan Selalu Berubah

Tionghoa Muslim Dinilai Mampu Beradaptasi dan Selalu Berubah
Ketua FSI Johanes Herlijanto (tengah) menilai Tionghoa muslim mampu berdaptasi dan selalu berubah mengikuti tempat mereka tinggal. Foto: dok. FSI

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Forum Sinologi Indonesia (FSI) Johanes Herlijanto mengatakan bahwa partisipasi Tionghoa muslim dalam berbagai kegiatan kemasyarakat memilik peranan penting sebagai upaya memahami etnik Chinesse di tanah air.

Dia menyampaikan hal tersebut dalam seminar berjudul 'Islam di Kalangan Tionghoa Indonesia' yang digelar FSI di Jakarta, Selasa (23/5).

"Tionghoa bukan hanya mampu memengaruhi dan dipengaruhi oleh berbagai tradisi tempatan, tetapi juga bisa memeluk agama yang dianut oleh mayoritas masyarakat Indonesia,” tutur Johanes, dalam keterangannya, Rabu (24/5).

Melalui proses adaptasi, masyarakat Tionghoa muslim membangun sebuah identitas yang unik, sangat berbeda dari budaya dari orang-orang yang tinggal dan hidup di daratan Tiongkok.

"Tionghoa muslim bukan hanya telah beradaptasi, tetapi juga membangun interaksi antar-budaya, orang Tionghoa dan non-Tionghoa," bebernya.

Dalam penelitian profesor Wang Gungwu, sejarawan yang mengkaji migran dari daratan Tiongkok, menyebutkan bahwa Tionghoa perantauan adalah orang-orang yang memiliki berubah dan beradaptasi.

Menurut Johanes, sejak mendiami berbagai pulau di Nusantara, Tionghoa Indonesia mengalami proses perjumpaan dengan budaya lokal di tempat mereka tinggal. Hal tersebut semestinya cukup untuk meruntuhkan stereotip yang berkembang mengenai orang-orang Tionghoa di Indonesia.

Salah satunya adalah stereotip yang memandang Tionghoa sebagai kelompok berbeda karena memiliki tradisi keagamaan yang tidak sejalan dengan agama-agama masyarakat Indonesia.

Johanes Herlijanto menilai Tionghoa muslim mampu berdaptasi dan selalu berubah mengikuti tempat mereka tinggal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News