Tiongkok Siapkan Swap Devisa Rp175 T

Tiongkok Siapkan Swap Devisa Rp175 T
Tiongkok Siapkan Swap Devisa Rp175 T
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) dan bank sentral Tiongkok, People's Bank of China (PBC), meneken Bilateral Currency Swap Arrangement (BCSA) senilai RMB 100 miliar atau USD 15 miliar (sekitar Rp 175 triliun). Kerja sama rupiah/renmimbi swap line tersebut ditandatangani oleh Gubernur BI Boediono dan Gubernur PBC Zhou Xiaochuan di Tiongkok, Senin (23/3).

 

Swap line itu berlaku efektif selama tiga tahun dengan kemungkinan perpanjangan atas persetujuan kedua belah pihak. Swap arrangement itu diharapkan memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan perdagangan dan  investasi langsung di antara kedua negara.

 

Swap devisa itu juga diharapkan bisa membantu menyediakan likuiditas jangka pendek bagi stabilisasi pasar keuangan. Juga, membantu Indonesia dalam  mengatasi keketatan likuiditas internasional. Swap dengan Tiongkok lebih besar dibandingkan perjanjian serupa dengan Jepang setara dengan USD 12 miliar. Kerjasama BSA juga dilakukan dengan Korsel.

 

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan, secara umum Indonesia dan Tiongkok sepakat memperkuat kemitraan strategis dalam menghadapi perlambatan ekonomi yang semakin serius. "Kawasan Asia perlu memelihara momentum pertumbuhan positif. Kedua negara bisa sama-sama memperkuat ekonomi dengan memperbaiki hubungan itu," katanya dalam seminar East Asia's Response to The Global Economic Crisis di Jakarta, Senin (23/3).

 

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) dan bank sentral Tiongkok, People's Bank of China (PBC), meneken Bilateral Currency Swap Arrangement (BCSA) senilai

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News