Tiongkok Siapkan Swap Devisa Rp175 T
Selasa, 24 Maret 2009 – 09:18 WIB
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) dan bank sentral Tiongkok, People's Bank of China (PBC), meneken Bilateral Currency Swap Arrangement (BCSA) senilai RMB 100 miliar atau USD 15 miliar (sekitar Rp 175 triliun). Kerja sama rupiah/renmimbi swap line tersebut ditandatangani oleh Gubernur BI Boediono dan Gubernur PBC Zhou Xiaochuan di Tiongkok, Senin (23/3). Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan, secara umum Indonesia dan Tiongkok sepakat memperkuat kemitraan strategis dalam menghadapi perlambatan ekonomi yang semakin serius. "Kawasan Asia perlu memelihara momentum pertumbuhan positif. Kedua negara bisa sama-sama memperkuat ekonomi dengan memperbaiki hubungan itu," katanya dalam seminar East Asia's Response to The Global Economic Crisis di Jakarta, Senin (23/3).
Swap line itu berlaku efektif selama tiga tahun dengan kemungkinan perpanjangan atas persetujuan kedua belah pihak. Swap arrangement itu diharapkan memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan perdagangan dan investasi langsung di antara kedua negara.
Baca Juga:
Swap devisa itu juga diharapkan bisa membantu menyediakan likuiditas jangka pendek bagi stabilisasi pasar keuangan. Juga, membantu Indonesia dalam mengatasi keketatan likuiditas internasional. Swap dengan Tiongkok lebih besar dibandingkan perjanjian serupa dengan Jepang setara dengan USD 12 miliar. Kerjasama BSA juga dilakukan dengan Korsel.
Baca Juga:
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) dan bank sentral Tiongkok, People's Bank of China (PBC), meneken Bilateral Currency Swap Arrangement (BCSA) senilai
BERITA TERKAIT
- Sinergi TikTok Shop & Tokopedia Diyakini Turut Percepat UMKM Go Digital
- Misi Dagang ke Maroko Disambut Baik, Catatkan Transaksi Potensial Rp 276 Miliar
- Hadir di Jakarta, Mitraruma Tawarkan Kitchen Set dan Kabinet Premium
- Megabuild dan Keramika Indonesia 2024 Dorong Inovasi Industri Bahan Bangunan
- Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 9 Ribu Per Gram, Jadi Sebegini
- Luhut Binsar Sebut Tanpa Nikel Indonesia, Pasar EV Amerika Terpuruk