Tirta Marah

Oleh Dahlan Iskan

Tirta Marah
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

"Lho Anda kok fasih mengucapkan istilah-istilah Islam?" tanya saya lagi.

"Saya kan ngaji di masjid dekat Monjali Jogja itu," jawabnya.

Bukan di zaman Covid ini saja Tirta jadi sukarelawan. Mulainya saat mahasiswa. Waktu ada tanah longsor di Wates, Yogya. Lalu menjadi sukarelawan pendidik kesehatan di sekitar puskesmas.

Saat Covid mulai marak, ia menjadi sukarelawan bagi-bagi makanan. Yakni di daerah-daerah merah Covid.

Lalu melebar ke sukarelawan Covid secara umum. Termasuk pernah bersama Bonek Persebaya memasyarakatkan masker.

Selain Tirta, ada juga orang marah dengan halus tapi telak. Cara Jogja juga. Yakni yang dilakukan Ir KPH. Bagas Pujilaksono Widyakanigara MSc LicEng PhD.

Bacalah surat terbukanya: telak banget. Beliau insinyur nuklir UGM, S-2 metalurgi ITB dan S-3 metalurgi Swedia. Kini dosen UGM.

Dari gelar kebangsawanannya ia keturunan Prabu Brawijaya Majapahit dan Kerajaan Mataram. Namun gaya suratnya seperti surat orang Eropa –mungkin karena lama di sana.

SAYA ingin sekali bisa berbuat seperti Dokter Tirta yang bisa marah-marah sepuas-puasnya. Saya juga sangat jengkel kepada yang antivaksin.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News