Tirta Marah

Oleh Dahlan Iskan

Tirta Marah
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Yang membuat Tirta naik pitam penolakan vaksinasi itu diucapkan sehari sebelum program dimulai. Padahal dulunya justru mereka minta vaksinasi harus begini harus begitu.

Tirta layak marah seperti itu. Ia lulus cum laude saat jadi dokter. Karena itu ia kelihatan cerdasnya. Misalnya ketika menjelaskan sisi baik vaksin Sinovac yang efikasinya 'hanya' 65,3 persen.

"Risiko Sinovac itu hanya 0,1 - 1. Bandingkan dengan Pfizer yang risikonya 1,5 persen. Dan Moderna sampai empat persen," katanya.

Memang begitu, katanya. Efikasi itu berbanding lurus dengan risiko. Tirta tampak jengkel dengan orang yang menolak vaksinasi tetapi sebenarnya tidak tahu ilmunya.

Tirta punya daftar apa saja kegilaan yang beredar di medsos. Lalu ia marahi satu per satu.

Tirta juga masih ingin kuliah lagi. Entah kapan. Ia ingin meraih master untuk bidang kesehatan masyarakat.

"Kan bidang itu tidak bisa untuk cari uang?" tanya saya.

"Tapi kecocokan saya kelihatannya di situ," jawabnya.

SAYA ingin sekali bisa berbuat seperti Dokter Tirta yang bisa marah-marah sepuas-puasnya. Saya juga sangat jengkel kepada yang antivaksin.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News