Titi Honorer K2 Curhat, Mengeluh, tetapi Semangat Tak Pernah Redup

Titi Honorer K2 Curhat, Mengeluh, tetapi Semangat Tak Pernah Redup
Ketum Perkumpulan Honorer K2 Indonesia (PHK21) Titi Purwaningsih. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Hari-hari Ketum Perkumpulan Hononer K2 Indonesia (PHK2I) Titi Purwaningsih tidak seindah dulu lagi.

Sebelum bergabung dan menjadi ketua umum forum yang menaungi ratusan ribu honorer K2, Titi masih bisa bergerak bebas tanpa beban.

Gaji kecil Rp 150 ribu per bulan yang dicairkan per triwulan tidak membuatnya sedih dan surut mengabdikan diri pada anak didiknya.

Guru SD negeri di Banjarnegara ini pun anteng-anteng saja menjalani rutinitasnya meski untuk ongkos transportasi menuju sekolah demi bertemu dengan para siswanya, dia harus nombok.

Pengeluaran tidak sebanding dengan pendapatan dari honor yang diterimanya.

"Ya kalau ketemu anak--anak didik kan harus keluarin transport. Transport saya dari rumah ke sekolah Rp 30 ribu per hari. Gaji Rp 150 ribu per bulan, ya nombok toh," ungkap Titi dalam setiap kesempatan.

Begitu sering dikatakan Titi, baik saat diwawancarai, menjadi nara sumber diskusi, maupun menyampaikan uneg-uneg kepada DPR RI, dalam beberapa kali kesempatan.

Kehidupan Titi berubah saat dipercaya menjadi ketum forum honorer K2 pada sekitar 2013.

Ketum PHK2I Titi Purwaningsih curhat tentang kesehariannya yang dituntut bisa memperjuangkan nasib honorer K2 menjadi PNS dan PPPK

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News